Sepakan

Garuda di Dada: Kisah Inspiratif Jersey Timnas Indonesia yang Pernah di Anggap Norak

154
×

Garuda di Dada: Kisah Inspiratif Jersey Timnas Indonesia yang Pernah di Anggap Norak

Sebarkan artikel ini
Jersey Timnas Indonesia 2004
Twitter

Bagi yang bingung ingin menghabiskan waktu menunggu berbuka puasa, ada satu film yang mungkin bisa ditonton. Judulnya “The Other Final”.

Film berlatar tahun 2002 ini menceritakan tentang “Final” antara dua negara peringkat paling bawah FIFA waktu itu: Bhutan dan Montserrat.

Bhutan adalah negara monarki yang terkurung pegunungan Himalaya. Sementara Montserrat merupakan bagian dari teritorial Britania Raya di timur Karibia.

Film dokumenter ini digagas oleh sutradara asal Belanda, Johan Kramer. Saat itu Belanda gagal lolos ke Piala Dunia 2002.

Seperti mayoritas orang Belanda, gagal lolos negaranya ke event olahraga terbesar di dunia tentu pahit rasanya.

Lalu Johan Kramer berpikir, kalau tidak lolos Piala Dunia sekali saja sudah menyakitkan, lalu bagaimana perasaan orang-orang yang tidak pernah merasakan negaranya ikut Piala Dunia.

Maka Johan Kramer berinisiatif membuat semacam final tandingan dengan final Piala Dunia 2002 tapi pesertanya negara yang sepakbolanya butut.

Idenya mendapat sambutan positif. Wasit Liga Premier Inggris dan wasit FIFA, Steve Bennett bahkan antusias ketika mendapat tawaran sebagai pengadil dalam laga tersebut.

Namun, saat Johan Kramer coba melobi dua raksasa apparel olahraga, Adidas dan Nike, untuk menjadi sponsor final tersebut, Johan Kramer mendapatkan penolakan. Alasannya dua raksasa tadi tidak melihat adanya keuntungan dari final-finalan tersebut.

Walau tanpa mendapatkan sponsor Adidas dan Nike, nyatanya film dokumenter tersebut cukup sukses dan membekas di hati penonton yang kebanyakan adalah penikmat sepakbola.

Brand ternama dunia memang enggan menjadi sponsor apparel untuk negara-negara yang sepakbolanya dianggap lemah. Tak terkecuali Indonesia.

Indonesia sendiri, walau bukan seperti Bhutan dan Montserrat, walau pernah menjadi macan Asia hingga awal 90-an, tapi tidak pernah dilirik oleh brand ternama dunia.

Meski pernah memakai Adidas dan Nike pada era akhir 80-an dan awal 2000-an, tapi mereka masih belum menjadi sponsor resmi.

Adidas dan nike hanya jadi pemasok saja. Bahkan Indonesia pernah memakai jersey replika.