Timnas Indonesia

Ternyata, Kualitas Pemain Diaspora Masih Jauh Ketimbang Pemain Lokal

546
×

Ternyata, Kualitas Pemain Diaspora Masih Jauh Ketimbang Pemain Lokal

Sebarkan artikel ini
Potret seleksi Timnas Indonesia U-17 saat menjalani internal game
Potret seleksi Timnas Indonesia U-17 saat menjalani internal game/ PSSI.ORG

PSSI sedang menggelar proses seleksi pemain untuk di 12 kota. Di antaranya Bandung, Bali, Jakarta, Solo, dan Banjarmasin.

Seleksi tersebut digelar bekerja sama dengan Asosiasi Provinsi PSSI untuk mencari pemain-pemain dalam pagelaran Piala Dunia U-17 mendatang.

Sejauh ini, terdapat tujuh pemain yang dipulangkan dari total 34 nama yang mengikuti pemusatan pelatihan di Jakarta.

Dari ketujuh nama tersebut, empat di antaranya adalah keturunan Indonesia yang bermain di luar negeri. Praktis, hanya tinggal dua pemain diaspora yang masih bertahan saat ini.

Dua nama tersebut adalah Aaron Liam Suitella yang saat ini bermain untuk klub asal Australia, Bulleens Lion FC. Serta yang masih belum bergabung karena sedang membela Sao Paulo FC.

Tersingkirnya keempat nama pemain diaspora ini menunjukkan jika pemain yang berkarir di luar negeri tidak mendapatkan perlakuan yang istimewa dari jajaran pelatih timnas Indonesia U-17.

Mereka tetap diwajibkan untuk memenuhi syarat dan standar kualitas untuk dapat membela timnas Garuda Muda.

Bahkan, Anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga secara terang-terangan menyebut kualitas para pemain diaspora ini masih jauh di bawah para pemain lokal.

“Ketika seleksi dibuka secara bertahap, ternyata pemain-pemain yang dari luar negeri kalah kualitas sama yang lokal,” ungkap Arya kepada para awak media, dikutip Rabu (26/7/2023).

Arya mengatakan, sebenarnya kualitas pemain-pemain lokal di Indonesia sudah cukup bagus. Namun, ia mengakui, kompetisi yang digelar di Indonesia tidak dibangun secara berjenjang dengan sistem berkualitas.

“Ketika seleksi U-17 dilakukan di beberapa kota, itu menunjukan bahwa sepak bola Indonesia tidak punya pembinaan. Kalau kita punya, tidak perlu sampai buka seleksi pendaftaran,” ucap Arya.

Untuk itu, Arya mengatakan, ke depannya PSSI berusaha membangun fondasi pembinaan usia dini dari bawah.

Dengan sistem ini, ia berharap dapat menjadi standar yang baik bagi pembentukan fondasi timnas Indonesia di masa depan.