Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong tengah dalam masalah besar jelang menghadapi Piala Asia 2023 yang akan berlangsung 12 Januari 2023.
Timnas Indonesia tidak pernah memetik kemenangan dalam 5 pertandingan terakhir, terbaru, Garuda Nusantara baru saja dihajar Iran 0-5 tanpa balas.
Pada uji coba sebelumnya, skuad asuhan Shin Tae-yong kalah dua kali beruntun melawan Libya, pertandingan pertama kalah telak 0-4 dan pertandingan kedua kalah tipis 1-2.
Sebelumnya, Timnas Indonesia memetik hasil buruk pada babak kualifikasi Piala Dunia, Garuda Nusantara dihajar oleh Irak 1-5 dan hanya mampu menahan imbang Filipina 1-1 yang di atas kertas Garuda lebih unggul.
Tren buruk Timnas Indonesia jelang Piala Asia 2023 ini membuat Shin Tae-yong punya banyak PR (pekerjaan rumah) yang harus segera diselesaikan dalam hitungan kurang dari seminggu.
Shin Tae-yong harus membangkitkan kepercayaan diri skuad asuhanya, terlebih kepercayaan diri untuk menang di setiap pertandingan, sebagaimana yang diutarakan olehnya pasca kalah lawan Libya di pertandingan kedua.
“Tentu, Saya ingin selalu mendapatkan kemenangan di setiap pertandingan, namun saat ini skuadnya masih kurang, tentunya ada perbaikan kedepan” ujar Shin Tae-yong usai kalah 1-2 dari Libya beberapa hari lalu.
Selain membangkitkan rasa percaya diri, Shin Tae-yong juga punya pekerjaan teknis yang harus segera dirapikan.
Setidaknya ada tiga hal yang paling disorot, pertama adalah rapuhnya lini pertahanan yang membuat Timnas Indonesia sering membuat lawan mencetak gol mudah dengan banyaknya blunder di barisan pertahanan.
Selanjutnya buruknya kerjasama tim yang membuat para pemain tidak bisa mengalirkan bola dengan nyaman dan mudah direbut lawan.
Dan terakhir adalah penyelesaian akhir yang terbukti sangat buruk.
Dalam 5 pertandingan terakhir Timnas Indonesia hanya mampu menyarangkan 3 biji gol ke gawang lawan, parahnya lagi 2 gol dihasilkan dari pemain belakang, yaitu Shayne Pattynama saat melawan Irak dan Yakob Sayuri saat melawan Libya.
Shin Tae-yong tengah dikritik habis-habisan oleh pengamat dan pecinta sepakbola tanah air, terutama mengenai komposisi pemanggilan pemain yang dinilai hanya menggunakan “Teknik Hafalan”.
