Timnas.co – Ternyata Jerman dan Timnas Indonesia U-20 punya masalah yang sama. Masalah kedua tim terlihat dari lini serang.
Hal itu bisa dilihat dari pertandingan Jerman melawan Jepang pada pertandingan Grup E Piala Dunia 2022, Qatar, Rabu (23/11).
Jerman secara mengejutkan kalah dari Jepang meski sempat unggul di babak pertama.
Salah satu penyebab utamanya adalah kurang maksimalnya lini depan Der Panzer dalam melakukan penyelesaian akhir.
Der Panzer sebenarnya mampu menciptakan peluang bagus, tapi lemahnya penyelesaian akhir membuat semua peluang terbuang sia-sia.
Kai Havertz yang diberi kepercayaan sebagai ujung tombak Jerman tak mampu menjalankan tugasnya dengan sempurna.
Wajar saja, bomber Chelsea ini pada dasarnya memang bukanlah striker murni.
Havertz cenderung bermain sebagai striker bayangan atau yang belakangan dikenal dengan false nine. Situasi ini membuat Jerman tak punya target man.
Sangat bertolak belakang dengan filosofi permainan Jerman yang selalu mengandalkan ketajaman striker murni seperti Oliver Bierhoff hingga Miroslav Klose di masa kejayaan mereka.
Masalah yang sama juga terjadi di lini depan Timnas Indonesia U-20. Di beberapa pertandingan uji coba di Eropa, Shin Tae-yong pernah mengeluhkan hal yang sama.
Seperti saat Timnas Indonesia U-20 menundukkan Moldova U-20 dengan skor 3-1.