SCROLL UNTUK MEMBACA ARTIKEL
Timnas Indonesia

Penyebab Indonesia U-17 Dibantai Malaysia 1-5, Sempat Ganti Formasi

46
×

Penyebab Indonesia U-17 Dibantai Malaysia 1-5, Sempat Ganti Formasi

Sebarkan artikel ini
Penyebab Indonesia U-17 dibantai Malaysia
bola.com/Ikhwan Yanuar

Timnas.co – Indonesia harus rela kehilangan tiket ke putaran final Piala Asia U-17 tahun depan. Langkah mereka dikandaskan oleh Malaysia. Indonesia hanya finis di posisi kedua sedangkan Malaysia jadi juara grup B dan berhak melenggang ke putaran final.

Sepanjang pertandingan berlangsung, Indonesia kelihatan terlalu rapuh di bagian pertahanan. Ketidakhadiran Iqbal Gwijangge terlihat mencolok di lini belakang.

Kondisi ini lantas membuat Malaysia dengan leluasa mengendalikan pertandingan. Alhasil karena Malaysia lebih dulu mencuri gol di menit ke-17.

Tidak berselang lama, Malaysia berhasil menggandakan keunggulan lewat pemain andalan mereka Aramy Wafiy. Kemudian secara berturut-turut gol terus tercipta.

DI babak pertama Indonesia sudah menelan pil pahit lima kali alias lima kali kebobolan.

DI babak kedua juga masih sama. Permainan terbuka Malaysia dan selalu maksimal memanfaatkan serangan balik sukses membuat mental Suthan Zaky dkk. kembali terganggu.

Beruntung di menit-menit akhir babak kedua Arkhan Kaka sempat mencatatkan namanya di papan skor. Kedudukan 1-5 bertahan hingga akhir dengan kemenangan Malaysia.

Kira-kira apa faktor yang bikin Indonesia begitu rapuh di hadapan musuh bebuyutannya?

Menurut pelatih Indonesia U-17, Bima Sakti, ada beberapa faktor penyebab kekalahan skuad Garuda Asia dari Harimau Malaya muda tadi malam.

Pertama, sisi bek sayap kanan Indonesia yang sukses di eksploitasi Malaysia. Bahkan hingga jeda babak pertama pemain Malaysia selalu menggunakan celah itu untuk meneror gawang yang dikawal Andrika.

“Sisi bek sayap kanan kami dieksploitasi oleh Malaysia. Sampai babak pertama habis masih diserang dari sisi itu,” ujar , usai laga.

Kedua sulitnya koordinasi. Sebelum pertandingan Bima sudah tahu kekuatan Malaysia. Salah satunya berada pada pemain bernomor punggung 7, Arami Wafiy.

Selama ini, setiap Malaysia bertanding, Arami Wafiy selalu ditugaskan menyerang penuh. Hal yang sama terjadi saat bersua Indonesia.

Namun, koordinasi di lini tengah yang kurang membuat Indonesia sulit meredam pergerakan pemain lawan.

“Kami sudah menganalisis. Dia tugasnya 60 persen menyerang, 40 persen bertahan. Itu yang agak menyulitkan kami dan koordinasi di tengah agak sedikit terbuka,” ungkapnya.

Ketiga, permainan terbuka Malaysia. Malaysia sangat jeli membaca pergerakan bek Indonesia yang dikawal Sulthan Zaky. Sehingga begitu mudahnya pemain-pemain Malaysia menemukan celah kosong.

“Malaysia bermain terbuka. Dari kanan ke kiri. Mereka juga membaca bek kami sering naik. Jadi banyak yang kosong karena bek sayap kami juga aktif,” ujar Bima.

Keempat, sempt ganti formasi. Pelatih asal Balikpapan ini memeberkan sempat mengubah formasi usai jeda babak pertama. Upaya itu tak menghasilkan apa-apa. Malaysia makin leluasa bermain.

Tim Garuda Asia baru bisa membobol gawang Malaysia pada penghujung laga lewat kaki Arkhan Kaka.

“Pada babak kedua, kami melakukan perubahan. Saya ganti menjadi 3-5-2 tapi tidak jalan. Lalu kembali lagi ke 3-3-4,” kata Bima.