TIMNAS.CO – Eks asisten pelatih Shin Tae-yong, Nova Arianto membeberkan memang sempat ada jarak antara pemain lokal dan naturalisasi.
Timnas Indonesia kini diperkuat beberapa pemain keturunan.
Kehadiran Jordi Amat dkk membantu mengangkat kualitas skuad Garuda.
Akan tetapi, di awal-awal memang terjadi kubu-kubuan.
Masih terdapat jarak yang membuat pemain Timnas Indonesia tidak sepenuhnya menjalin chemistry.
Hal ini diungkapkan oleh Nova Arianto ketika menceritakan adaptasi pemain naturalisasi.
“Kalo di awal itu memang ada (jarak), karena proses adaptasi mereka dengan pemain lokal,” kata Nova Arianto dikutip dari YouTube Si Paling Timnas, Senin (19/2/2024).
Kendala awal adalah bahasa karena tidak semua pemain Timnas Indonesia bisa berbicara bahasa Inggris.
“Kita tahu orang Indonesia pemalu, kalau ‘gue duduk di sana, ngomong pakah bahasa Inggris, gue gak bisa',” imbuhnya.
Parahnya bahkan ada pemain Timnas Indonesia yang awalnya sempat tidak mengetahui jika Nova Arianto adalah orang Indonesia.
Ia adalah Shayne Pattynama yang menganggap Nova Arianto adalah pelatih asal Korea Selatan.
Bahkan Justin Hubner juga sempat tidak kenal dengan rekan setim di tim Merah Putih.
“Si Justin pernah saya tanya ‘Justin ini namanya siapa (nunjuk pemain lokal)',” kata Nova Arianto.
“Ternyata dia gak tahu, nah bagaimana dia bisa menyatukan chemistry jika tidak tahu masing-masing nama pemain,” sambung pria berusia 45 tahun ini.
Setelah putar otak, staf pelatih Timnas Indonesia menemukan cara ampuh agar tidak terjadi kubu-kubuan di skuad Garuda.
Caranya adalah duduk bersama di meja ketika malam.
“Tapi terakhir saat TC di Turki kita menamati apa yang bisa membat mereka jadi satu,” terang Nova Arianto.
“Akhirnya kita kasih nama di meja makannya,” tambah sosok yang sempat akran disapa Suster Ngesot ini.
Lebih lanjut staf pelatih Timnas Indonesia mencampur posisi duduk dengan jarak satu pemain keturunan.
“Di sit ada Jordi Amat, sebelahnya Rizky Ridho, sebelahnya Shayne, dan sebelahnya Asnawi Mangkualam,” cerita Nova Arianto.