Indra Sjafri lantas melakukan rotasi dengan maksud mencari susunan terbaik. Dan Fajar Fathurrahman lebih cocok dipasang sebagai starter ketimbang Kelly Jeam Sroyer.
Akan tetapi, catatan yang ketiga adalah, jika sisi kanan lebih hidup maka dalam laga melawan Myanmar malah sisi kiri pertahanan yang keteteran.
Myanmar habis-habisan mengincar sisi kiri Timnas U-23 yang dikawal oleh Pratama Arhan dan Alfeandra Dewangga.
Selain sisi kiri yang keteteran, yang menjadi catatan keempat adalah Timnas U-23 sangat rentan dengan serangan balik cepat yang mengincar bagian tengah pertahanan.
Beruntung lawannya Myanmar. Jika Thailand, Vietnam, Malaysia, maka habislah. Timor Leste dan Kamboja yang akan menjadi lawan Timnas U-23 bisa mengincar kelemahan ini.
Lalu yang kelima, selain Marselino Ferdinan, ternyata peran Ananda Raehan di lini tengah juga sangat vital. Saat Ananda Raehan tidak dipasang, terlihat Timnas U-23 sedikit loyo.
Tidak ada energi dan hanya sedikit pressing yang diberikan kepada lawan. Setelah Ananda Raehan masuk, lini tengah semakin bertenaga. Gelandang PSM Makassar ini juga memberikan dua assist.
Dan terakhir, yang keenam. Ramadhan Sananta akhirnya benar-benar menepati janjinya untuk mencetak gol. Terutama gol keduanya.
Pergerakan Ramadhan Sananta mirip sekali dengan Karim Benzema di Real Madrid. Jika dapat menjaga performanya dan terus percaya diri, bukan tidak mungkin dalam laga-laga berikutnya Ramadhan Sananta akan kembali mencetak gol.
Yang pasti, dengan kemenangan ini, semakin mempermudah jalan Timnas U-23 melaju ke babak final.
