Pemain naturalisasi Indonesia, Sandy Walsh sudah tak sabar menantikan laga debutnya bersama timnas Indonesia.
Nasib Sandy Walsh memang cukup apes jika berkaitan dengan timnas Indonesia. Ia gagal untuk mencetak debut di skuad Garuda.
Sandy Walsh telah resmi mengucapkan sumpah dan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) sejak November 2022 lalu. Ia memiliki darah Indonesia dari kakek dan neneknya yang berasal dari Surabaya dan Purworejo.
Sandy Walsh tidak diizinkan klubnya, KV Mechelen saat Indonesia berlaga di Piala AFF pada akhir tahun 2022 silam.
Kemudian, ia juga melewatkan laga FIFA Match Day melawan Burundi akibat cedera yang cukup serius saat ajang Piala Belgia 2023. Akibatnya, ia urung terbang ke Indonesia kala itu.
Sandy Walsh juga gagal menjalani debut dalam laga FIFA Match Day selanjutnya melawan Palestina dan Argentina pada Juni lalu. Ia kembali mengalami cedera, justru saat sudah menjalani training center di tanah air.
Ia kembali harus melewati pertandingan debut bersama timnas Indonesia. Padahal, laga melawan Palestina berlangsung di kota kelahiran leluhurnya, yakni di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya.
Ia hanya bisa menjadi penonton di bench saat melihat rekan-rekannya sesama naturalisasi berjibaku di lapangan hijau, seperti Jordi Amat, Marc Klok, Shayne Pattynama, Ivar Jenner, dan Rafael Struick.
Debut lawan Turkmenistan
Meski selalu gagal dalam tiga kesempatan menjalani laga debut, Sandy Walsh kemungkinan besar akan dibawa pelatih Indonesia, Shin Tae-yong dalam laga FIFA Match Day melawan Turkmenistan pada bulan September mendatang.
Pasalnya, Shin Tae-yong harus pintar merotasi pemainnya karena agenda timnas Indonesia cukup padat hingga awal tahun 2024 mendatang.
Indonesia harus mengikuti sejumlah ajang, yakni Piala AFF, Piala Asia, Asian Games, hingga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Sandy Walsh terbiasa bermain sebagai bek kanan, ia bisa saja bergantian dengan kapten timnas Indonesia, Asnawi Mangkualam di posisi tersebut dalam laga melawan Turkmenistan mendatang.
Indonesia menargetkan untuk meraih kemenangan melawan negara pecahan Uni Soviet tersebut. Hal ini untuk memperbaiki ranking FIFA yang kini berada di posisi 150.
