Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong curhat mengenai kondisi timnas jelang melawan Guinea pada play-off Olimpiade Paris yang akan berlangsung hari ini, Kamis (9/5) di Clairefontaine, Prancis, pukul 20.00 WIB.
Pertandingan melawan Guinea ini menjadi opsi terakhir bagi Shin Tae-yong untuk membawa Timnas Indonesia kembali tampil di Olimpiade setelah terakhir kali tampil 68 tahun silam.
Sehingga tidak ada opsi lain selain menang atas Guinea, namun kendala demi kendala harus dihadapi timnas.
Curhat Shin Tae-yong Jelang Lawan Guinea
Parahnya kendala tersebut merupakan kendala besar dan membuat Shin Tae-yong harus bersedih karena kendala tersebut.
“ini merupakan kesempatan terakhir untuk bisa lolos Olimpiade tapi saya merasa kesulitan, ini sangat disayangkan,” Curhat Shin Tae-yong.
Kendala terbesarnya adalah dia harus banyak pemain kunci yang membuat lini belakang Timnas Indonesia hampir 90% rapuh.
Shin Tae-yong tidak bisa memainkan RIzki Ridho akibat kartu merah yang didapatkannya di Piala Asia U-23 kemarin.
Kehilangan Ridho adalah kehilangan terbesar yang menerpa timnas, kemistri antara Ridho dan Ernando membuat jala Timnas Indonesia aman dari kebobolan.
Belum lagi Shin Tae-yong juga kehilangan Justin Hubner yang juga menjadi algojo di lini belakang skuad Garuda.
Hubner tidak diizinkan lagi oleh klubnya Cerezo Osaka untuk membela skuad Garuda di play-off Olimpiade.
Lini belakang Timnas Indonesia semakin buruk setelah amunisi terakhir yang diharapkan juga tidak mendapatkan izin.
Elkan Baggott yang diharapkan bisa menjadi solusi atas hilangnya Rizki Ridho dan Justin Hubner malah tidak diizinkan oleh klubnya Ipswich Town.
Kombinasi ini membuat Shin Tae-yong harus tepok jidat dan bersedih.
“Memang sebelum melawan Guinea di play-off, jujur saja skuad kita memang kurang baik” ungkap Shin Tae-yong.
Untuk menambal sulam lini pertahanan yang bolong Shin Tae-yong memanggil Alfreandra Dewangga untuk mengisi lini belakang Timnas Indonesia.
Shin Tae-yong Pasang Badan Untuk Marselino Ferdinan
Pada Piala Asia U-23 2024, Marselino mendapatkan kritikan dari para netizen sepakbola nasional, aksi wonderkid milik KMSK Deinze itu dianggap menjadi salah satu faktor kegagalan Timnas Indonesia di Piala Asia U-23.