NewsTimnas Indonesia

3 Alasan PSSI Tetap Pilih GBK dan Ogah Main di JIS Sebagai Kandang Timnas Indonesia di Piala AFF 2022, Ada Motif Politik?

101
alasan pssi pakai GBK
instagram @stadiongelorabungkarno

TIMNAS.CO – Setelah sempat tarik ulur dan berbagai polemik, PSSI akhirnya mendapat izin dari FIFA untuk tetap bisa memakai (GBK) untuk kandang timnas Indonesia di .

Melalui surat elektronik yang beredar pada Rabu (30/11/2022), FIFA membolehkan GBK jadi venue laga Piala AFF 2022.

Meski membolehkan untuk Piala AFF, FIFA tetap tak mengizinkan GBK jadi venue untuk konser.

Terlepas dari berbagai polemik yang terjadi, kengototan PSSI untuk tetap bisa main di GBK tentunya menarik untuk kita telisik lebih jauh.

Pasalnya, kalaupun tidak dapat izin FIFA, PSSI sebenarnya punya opsi untuk menggelar pertandingan kandang timnas Indonesia di stadion-stadion lain di berbagai kota di Indonesia.

Jangankan di kota lain, di area Jabodetabek saja ada cukup banyak stadion yang cukup representatif untuk menghelat laga internasional sekelas Piala AFF, salah satunya Jakarta International Stadium ().

Apalagi secara kapasitas stadion yang terletak di Tanjung Priok, Jakarta Utara itu punya daya tampung yang lebih besar dari GBK.

Belum lagi stadion yang mulai aktif beroperasi sejak April 2022 itu punya banyak keunggulan khas stadion modern masa kini yang tak akan bisa kita temui di stadion manapun di Indonesia, termasuk GBK, salah satunya atap yang bisa buka tutup.

Kendati demikian, kenapa PSSI sama sekali enggan menggunakan JIS untuk kandang timnas Indonesia.

Hmmm…bisa jadi alasannya karena 3 faktor ini. Apa saja, simak penjelasan lengkapnya sebagai berikut:

1. Minim Kantong Parkir

Pada September silam, PSSI sempat menyoroti minimnya ketersediaan parkir mobil di JIS yang hanya punya 800 slot.

Kondisi inilah yang membuat PSSI akhirnya batal menggunakan JIS sebagai venue laga timnas Indonesia saat beruji coba dengan Curacao.

Saat itu, Sekjen PSSI Yunus Nusi mengatakan, budaya suporter Indonesia tak seperti suporter di negara maju yang bisa pergi ke stadion tanpa menggunakan transportasi umum.

“(Semua fasilitas di JIS) semua berstandar FIFA. Namun, yang kita soroti itu sarana dan prasarana perimeter stadion yang belum selesai 100 persen. Jadi nitizen, pelaku sepakbola, atau siapapun yang senang dengan sepakbola jangan salah sangka atau menuduh PSSI yang bukan-bukan. Kritikan PSSI ini untuk kebaikan bersama,'' ujar Sekjen PSSI Yunus Nusi di laman resmi PSSI.

Exit mobile version