Sayangnya, beberapa pesepakbola Uzbekistan yang merumput di klub Indonesia banyak yang kurang beruntung.
Dulu pada 2010, ada Pavel Solomin yang direkrut oleh Sriwijaya FC. Pemain depan Uzbekistan ini tampil biasa saja bersama Laskar Wong Kito hingga dilepas ke Persisam Putra Samarinda.
Persitara Jakarta Utara menjadi klub Indonesia terakhir yang menjadi pelabuhan Pavel Solomin.
Ada juga Jakhongir Abdumuminov. Pemain yang berposisi sebagai gelandang ini pernah meramaikan lini tengah Persija Jakarta pada 2018.
Kontraknya kemudian dibatalkan. Namun keputusan ini disayangkan oleh para Jakmania. Menurut mereka, permainan Jakhongir bagus dan simple. Sebagai gantinya, Persija kembali mendatangkan Rohit Chand.
Pemain Uzbekistan lain juga mengalami nasib serupa seperti Jakhongir.
Dilshod Sharofetdinov yang membela PSMS Medan pada musim 2018 mendapatkan pembatalan kontrak. Atau untuk kasus Sharofetdinov, dipecat.
Pemain yang berposisi sebagai gelandang ini mendapatkan hukuman dari Komdis PSSI atas ucapan tak pantas kepada wasit saat PSMS jumpa Madura United.
Terakhir ada Pavel Purishkin. Pemain Uzbekistan ini masuk dalam daftar panjang penyerang asing gagal yang didatangkan oleh PSM Makassar.
Bergabung dengan Pasukan Ramang pada musim 2017, Purishkin hanya mampu catatkan 4 gol dari 13 penampilan.
Tapi gol Purishkin ke gawang Semen Padang pada 2017 akan selalu dikenang oleh pecinta sepak bola tanah air, terutama suporter PSM.
Purishkin mencetak gol dari sepak pojok. Gol tersebut lantas diberi nama “Tendangan Pisang Ijo”, merujuk nama kudapan khas Makassar.
Ada lagi satu pemain Uzbekistan yang pernah meramaikan sepak bola Indonesia: Peter Odemwingie.
Memang Odemwingie adalah pemain Timnas Nigeria. Tapi Odemwingie lahir di Tashkent, ibukota Uzbekistan. Ibu Odemwingie merupakan orang Rusia Tatar.
Odemwingie hanya bermain satu musim bersama Madura United pada musim 2017. Performanya tidak mengecewakan. Dari 23 penampilan, mantan pemain West Bromwich Albion ini catatkan 15 gol.