Sepakan

Timnas Basket Sudah Berjaya, Sepakbola Kapan? 

55
Timnas Basket Juara Timnas Sepakbola kapan
Instagram/perbasi.ina

TIMNAS.CO – Filipina adalah Raja Basket Asia Tenggara. Jangankan Asia Tenggara, level mereka sudah level Asia. Bahkan dunia. Basket memang sangat populer di Filipina. Mungkin karena pengaruh Amerika Serikat yang pernah berkuasa di Negara tersebut.

Maka pada Kejuaraan Basket Asia Tenggara atau SEABA 1996, kemenangan Timnas Basket Indonesia atas Filipina disambut cukup meriah. Fictor Roring cs mampu menjungkalkan Filipina di final lewat skor ketat 88-81. 

Lama puasa gelar, pada SEA Games 2021 di Vietnam, Indonesia kembali berjaya. Indonesia kembali menang atas Filipina di partai Final.

Bagaimana dengan sepakbola? Sampai saat ini Timnas Indonesia belum berhasil menjadi nomor satu di Asia Tenggara. Pada AFF 2022 kemarin, Timnas harus tersingkir dari Vietnam pada babak semifinal.

Mungkin sepakbola Indonesia harus belajar banyak dari basket. Kompetisi basket di Indonesia juga dalam perjalanannya pernah menemui banyak hambatan. Persis seperti kompetisi sepakbola.

Masalah pendanaan klub, sponsor, hingga operator. Kompetisi basket Indonesia sendiri beberapa kali mengalami pergantian nama. Mulai Kobatama, lalu IBL, NBL, dan kini kembali lagi memakai nama IBL. 

Animo masyarakat terhadap basket juga tak kalah dengan sepakbola. Arena basket selalu ramai meriah oleh penonton.

Pengelolaan klub yang profesional menjadi salah satu kunci sukses basket Indonesia. Hampir tidak ada kabar soal penunggakan gaji pemain, hingga masalah suap. Meski ada riak di beberapa tempat.

Pemilihan pemain untuk program naturalisasi juga dinilai tepat. Banyak pihak yang memuji dan membandingkan dengan naturalisasi sepakbola yang dinilai banyak yang gagal.

Lantas kenapa sepakbola Indonesia sulit berprestasi?

Pressure.

Ya. Karena sepakbola adalah olahraga yang lebih populer dari basket, tekanan dan tuntutan untuk berprestasi makin tinggi. Sepakbola selalu jadi bulan-bulanan media dan publik.

Diperparah lagi dengan kompetisi yang masih dinilai belum baik. Gaji pemain yang tertunggak. Organisasi yang carut marut.

Keadaan diperparah dengan banyaknya pihak yang menjadikan sepakbola sebagai kendaraan politiknya. Janji-janji manis diawal yang pada akhirnya tak dipenuhi. Setelah ambisinya terpenuhi, lalu dibuang. 

Apa mungkin sudah saatnya kita dukung basket saja? 

Exit mobile version