Sumbangan Abadi Hakim Ziyech Untuk Sepakbola Maroko dan Kehidupan

Timnas Maroko resmi menjadi semifinalis Piala Dunia 2022 setelah menang melawan Portugal. Sepanjang sejarah Piala Dunia, Maroko menjadi satu-satunya negara Afrika yang pernah tembus ke semifinal. Hal itu hanya satu dari sederet rekor yang berhasil mereka ciptakan. Ibarat cerita Cinderella, mereka membuka mata semua pecinta sepakbola dunia: Dari tim yang paling tak dianggap, hingga membuktikan jadi tim yang paling kerlap. Lantas, apa sebenarnya yang membuat sepakbola Maroko bisa bicara banyak di kompetisi tertinggi dunia? Banyak hal. Namun, satu yang paling menarik dibahas adalah kontribusi para pemain Timnas Maroko itu sendiri. Ya, mereka tidak hanya berjuang di dalam lapangan. Lebih dari itu, mereka menginvestasikan segalanya untuk kemajuan sepakbola Maroko. Seperti yang dilakukan Hakim Ziyech. Hakim Ziyech lahir di Belanda. Karir sepakbolanya lebih banyak dihabiskan di negara kincir angin tersebut. Ziyech bahkan pernah membela Timnas Belanda U-19 hingga Timnas Belanda U-21. Hingga pada tahun 2015, dia memutuskan untuk membela Maroko, negara kelahiran sang Ibunda. Sosok ibu bagi Ziyech sangat penting, terlebih ayahnya sudah tiada. Meski telah menjadi bintang di dunia sepak bola, Ziyech tetap berbakti dan ingat kepada ibunya. Bahkan, pada perhelatan Piala Dunia 2022 sang ibu ada mendampingi secara langsung di stadion. Ziyech pun terekam kamera saat memeluk ibu dan mencium keningnya. Sungguh, ini adalah pemain sepak bola yang tak melupakan jasa ibunya. Kesuksesan Ziyech menjadi sepak bola diakui tidak terlepas dari sosok ibu yang selalu mendukungnya. Ketika terpilih menjadi pemain Belanda terbaik, ia mengajak ibunya naik ke panggung untuk menerima penghargaan bersama-sama. “Saya ingin berterima kasih kepada semua orang. Tapi khususnya kepada ibu saya. Kamu memberi saya kekuatan. Jika bukan karenamu mungkin hidup saya sudah berakhir. Hadiah ini untukmu,” katanya seperti dilansir situs resmi Ajax Amsterdam, dikutip dari media Liputan6. Ziyech berasal dari latar belakang keluarga yang cukup miskin. Hal itu membuat punya banyak fasilitas untuk menghabiskan masa mudanya. Hiburan masa kecilnya adalah bermain sepak bola di jalanan bersama kakak laki-lakinya. Ha itu juga yang membuat dia membuat sebuah gebrakan di Maroko. Sejak memperkuat Timnas Maroko tahun 2015, Hakim Ziyech sama sekali tidak menerima honor, dia lebih memilih untuk menyumbangkan seluruh gaji yang diberikan oleh Asosiasi Sepakbola Maroko. Dilansir media ArabicPost, setelah menerima gaji, Ziyech langsung menyumbangkannya kepada staf Timnas Maroko, pembawa bagasi, dan para wanita petugas kebersihan; baik itu yang membersihkan lapangan maupun di luar lapangan. Selain itu, agar tidak membebani negara, Hakim Ziyech terbiasa biasanya menyewa jet pribadi ketika diundang untuk memperkuat Timnas Maroko. Dia turut memberi tumpangan kepada para penggawa Timnas Maroko lainnya yang berkiprah di Eropa. Sebagai bintang Chelsea—salah satu klub terbesar di Eropa—Hakim Ziyech merasa gajinya sudah cukup dan tidak ingin mengharapkan biaya dari negaranya, Maroko. Di Chelsea, Ziyech digaji sebesar sekitar 20 juta per pekan. Dia merupakan pemain dengan gaji termahal ke-16 di klub asal london tersebut. Hakim Ziyech pernah menyumbangkan 50.000 dolar kepada salah satu klub di liga amatir Maroko, Al-Wafaa Al-Dariush. Hal itu dilakukannya lantaran melihat klub tersebut sedang dalam kondisi keuangan yang bangkrut. Ziyech juga sering terlibat pada banyak ragam kegiatan amal. Seperti waktu memperkuat FC Twente—klub asal Belanda—dia mengajak anak-anak kurang mampu untuk menonton pertandingan di stadion. Pada tahun 2018, Ziyech menyumbangkan satu juta dolar kepada penderita penyakit kangker di Maroko. Pada masa krisis Pandemi beberapa waktu lali, dia bersama penggawa Timnas Maroko gencar membantu keluarga miskin yang sedang berada dalam masalah keuangan. Bersama rekan setimnya Noureddine Amrabat, Ziyech memprakarsai pembangunan masjid di Uthrect, Belanda. Inisiatif yang mereka lakukan pada akhirnya memantik banyak donatur lain untuk memberikan sumbangan pembangunan masjid tersebut. Yang terkini, tahun 2020, Hakim Ziyech bersama pemain Timnas Maroko membuat kegiatan amal di sosial media, untuk membantu seorang wanita Turki yang tak punya biaya operasi otot tulang belakang yang dideritanya. Mereka melakukan siaran langsung, mengobral seragam Timnas Maroko yang mereka pakai. Seluruh penghasilannya akan dipakai untuk pengobatan wanita tersebut. Ada banyak kegiatan amal yang sengaja dirahasiakan Hakim Ziyech. Hal ini ia lakukan untuk sepakbola maroko, dan lebih dari itu, untuk kehidupan yang lebih baik. Menarik untuk menunggu sejauh apa timnas Maroko melangkah di Piala Dunia 2022 ini. Satu hal yang pasti: Mereka sudah menjadi juara di hati banyak penggemar sepakbola.

Baca Juga