Sepakan

Sudahlah, Sepakbola Bukan Untuk Indonesia

144
×

Sudahlah, Sepakbola Bukan Untuk Indonesia

Sebarkan artikel ini
Sepakbola Bukan Untuk Indonesia

Apakah karena dosa para pengurus induk sepakbola? Atau karena memang tabiat orang Indonesia yang tidak sabaran dan inginnya cepat? Ingat, Jepang bisa menjadi raksasa sepakbola Asia dan menjadi kekuatan di dunia lewat rencana 100 tahun yang dicanangkan oleh induk sepakbola mereka, JFA. Bahkan sama seperti Indonesia, kompetisi sepakbola Jepang baru mulai dikelola secara profesional pada tahun 90-an.

Jadi selain rencana pembangunan sepakbola, mana lagi salahnya? Nutrisi? Orang Jepang juga sama-sama makan nasi. Malah produk pangan Indonesia diekspor ke Jepang. Finansial? Bisa. Jepang adalah kekuatan ekonomi dunia. Namun jika berkaca lagi pada Tiongkok yang secara finansial lebih baik dari Jepang namun masih gagal, ini tidak bisa menjadi acuan.

Apakah Indonesia memang harus ikhlas merelakan sepakbola? Memakai cara seperti Presiden Kedua Soeharto yang membiarkan saja sepakbola mau apa jadinya terserah tapi setidaknya dua medali emas SEA Games bisa didapat?

Ataukah Indonesia perlu meniru cara Amerika Serikat? Amerika Serikat punya banyak penduduk, sumber dayanya pun unlimited. Tapi sepakbolanya ya begitu saja. Bahkan yang katanya generasi emas, tetap tak bisa berbuat banyak. Amerika Serikat bisa lolos Piala Dunia itupun karena tergabung dalam zona Concacaf. Palingan saingan berat mereka hanya Meksiko. Pada Piala Dunia 2018 malah mereka tidak lolos karena kalah dari Panama.

Namun Amerika Serikat cukup pintar. Mereka menciptakan olahraga, menguasainya, memperkenalkan pada dunia, untuk kemudian menguasainya lagi. Basket dan bisbol adalah contoh nyata.

Mungkin Indonesia bisa mengembangkan gobak sodor, bola gebok, atau karambol. Atau Indonesia pindah dari AFC dan bergabung dengan Oseania. Walaupun rasanya masih sulit juga untuk bersaing.

Atau ya sudah. Pasrah saja melupakan sepakbola. Fokus di bulutangkis, dasa lomba, angkat besi, atau mungkin yang sedang tren saat ini, e-sport.

Jadi bagaimana? Sudah ikhlas merelakan sepakbola?