TIMNAS.CO – Kinerja wasit dalam kompetisi teratas Indonesia, Liga 1 musim ini kembali menjadi sorotan. Kali ini panggungnya terjadi di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi dalam laga Big Match antara Persija Jakarta melawan Arema FC pada hari Ahad 12 Februari 2023.
Persija berhasil membawa pulang tiga poin karena menang 2 gol tanpa balas lewat gol dari titik putih yang dieksekusi dengan baik oleh Hanif Sjahbandi pada menit ke-36 dan gol Michael Krmencik di menit ke-76.
Namun gol Krmencik mengundang kontroversi karena terlihat dari siaran ulang, Krmencik berada dalam posisi offside.
Seusai pertandingan, Thomas Doll mengaku tidak tahu jika gol Krmencik itu offside. Pelatih asal Jerman itu menambahkan, jika memang wasit menganggap itu gol, berarti gol.
Persija sendiri pernah merasa dirugikan wasit ketika berhadapan dengan PSIS Semarang pada 13 Desember 2022 lalu. Persija kalah 2-0 saat itu.
Thomas Doll berkomentar pedas tentang wasit Liga 1 yang menurutnya tidak tahu aturan permainan.
Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares juga pernah protes atas buruknya kepemimpinan wasit saat PSM Makassar menang atas PSIS Semarang pada 19 Desember 2022.
Lalu masih di bulan yang sama, kali ini pelatih Aji Santoso yang buka suara saat Persebaya menghadapi Persik Kediri.
Aji Santoso merasa kemenangan tim-nya dirampok karena wasit tidak memberi hadiah penalti atas pelanggaran pemain Persik Dikri Yusron terhadap Ahmad Nufiandani.
Dan pada tanggal 8 Februari kemarin giliran pemain yang beropini mengenai kinerja wasit lewat Ilija Spasojevic.
Spaso melayangkan protes halus terhadap wasit saat dirinya dua kali mendapat pelanggaran keras saat Bali United berhadapan dengan Barito Putera. Tidak ada kartu yang keluar dari saku wasit untuk dua pelanggaran tersebut.
Sebelumnya, klub peserta Liga 1 sudah melayangkan protes mengenai masalah ini. Namun PT. LIB selaku operator Liga 1 memberi pernyataan bahwa masalah wasit adalah tanggung jawab PSSI, namun tetap berjanji akan mengevaluasi masalah ini.
Salah satu solusi untuk mengatasi hal ini adalah dengan menggunakan teknologi VAR. Bahkan Presiden FIFA, Gianni Infantino sudah bersuara akan hal ini.
Masalahnya, biaya pemasangan VAR ini cukup mahal dan perlu adanya pelatihan khusus untuk dapat mengoperasikan teknologi ini. Belum lagi perlu infrastruktur stadion yang memadai.
Kita semua sama tahu bagaimana kondisi kebanyakan stadion di Indonesia.Dan yang paling ditakuti publik tentu saja bisa terjadi pembengkakan anggaran.
Sejauh ini hanya kompetisi di Thailand yang sudah menggunakan VAR.
Segeralah berbenah, sepak bola Indonesia!