Sepakan

SEA Games 1979: Warisan Pelatih Wiel Coerver Bagi Indonesia

196
×

SEA Games 1979: Warisan Pelatih Wiel Coerver Bagi Indonesia

Sebarkan artikel ini
Wiel Coerver SEA Games 1979
Foto (Istimewa)

Cabang olahraga sepak bola 1979 sendiri hanya diikuti oleh lima negara: Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Myanmar.

Karena hanya ada 5 negara, maka tidak memungkinkan untuk dibagi menjadi dua grup. Akhirnya format yang dipakai adalah format round robin. Semua negara akan bertemu dan dua tim paling atas akan memainkan laga final.

Pada laga pertama, Indonesia menggasak Singapura 3-0 lewat gol Iswadi Idris, Risdianto, dan Rully Nere. Sayang pada laga kedua, Indonesia menyerah 1-3 dari Thailand. Padahal Indonesia sempat unggul lebih dulu lewat gol dari Dede Sulaiman.

Indonesia kemudian bertemu dengan rival utama Malaysia di laga ketiga. Laga berakhir steril tanpa gol.

Di laga terakhir, Indonesia wajib menang atas Myanmar demi bisa lolos ke babak final. Sempat tertinggal lebih dulu, Indonesia akhirnya menang 2-1 lewat gol Risdianto dan Iswadi Idris.

Indonesia berbagi poin dan selisih gol yang sama dengan Thailand, sehingga harus menjalani laga play-off untuk menentukan siapa yang akan melaju ke final menghadapi Malaysia.

Laga berakhir imbang tanpa gol dan harus dilanjutkan dengan adu penalti. Haryanto yang terpilih masuk skuat karena saat seleksi berhasil menahan tendangan penalti Iswadi Idris menjadi pahlawan dalam laga tersebut. Indonesia melaju ke final setelah dua eksekutor Thailand gagal menunaikan tugasnya.

Indonesia berharap bisa membalas Malaysia di SEA Games 1977 lalu yang saat itu kabarnya telah mengatur pertandingan agar di final Malaysia tidak bertemu dengan Indonesia.

Namun apa daya. Di hadapan 100.000 suporter yang memadati Stadion Utama Senayan, justru Indonesia yang takluk 0-1 dari Malaysia lewat gol tunggal Mokhtar Dahari di menit ke-21. Itupun akibat blunder pemain belakang.

Indonesia memang boleh kalah. Namun lewat metode latihannya, mewariskannya ke asistennya saat itu: Sinyo Aliandoe, Harry Tjong, dan Bertje Matulapelwa.

Ketiganya kemudian menjadi pelatih legendaris Indonesia. Dan khususnya bagi Bertje Matulapelwa, pada SEA Games 1987 pelatih yang mendapat julukan “Pendeta” ini akhirnya berhasil membawa Indonesia meraih medali emas pertama di hadapan suporter.