Sepakan

Politik dan Keamanan Lebih Buruk, Tapi MALI Jauh Lebih Baik Dari INDONESIA Dalam SEPAK BOLA

573
×

Politik dan Keamanan Lebih Buruk, Tapi MALI Jauh Lebih Baik Dari INDONESIA Dalam SEPAK BOLA

Sebarkan artikel ini
Timnas Mali U-17
Dok FIFA

2023 yang digelar di Tanah Air memang telah usai. Timnas Jerman U-17 asuhan Christian Wuck berhasil mengalahkan Timnas Perancis U-17 lewat drama adu penalti.

Namun, sebagian besar perhatian tertuju pada Timnas U-17 yang berhasil finish di tempat ketiga setalah menumbangkan Argentina U-17 dengan skor telak 3-0.

Hamidou Makalou menjadi bintang Mali U-17 dengan menyabet runner-up pemain terbaik di bawah pemain Jerman U-17, Paris Brunner. Bahkan ada yang beranggapan jika Makalou lebih pantas mendapatkan Bola Emas ketimbang pemain Borussia Dortmund tersebut.

Permainannya di ruang mesin Mali U-17 begitu bertenaga. Tapi tidak hanya Hamidou Makalou saja yang menjadi bintang. Hampir semua pemain Mali U-17 berkontribusi dalam perjalanan wakil Afrika tersebut dalam turnamen Piala Dunia untuk remaja ini.

Untuk urusan sepak bola kelompok umur, Mali memang termasuk kategori power house. Namun untuk urusan senior, nanti dulu. Sampai saat ini Mali belum pernah sekalipun lolos ke ajang Piala Dunia. Di ajang Piala Afrika saja, prestasi mereka mentok 3 kali sebagai runner up. 

Maka tidak heran jika banyak yang berpendapat jika Mali U-17 ini bisa menjadi generasi emas bagi Timnas Mali untuk kedepannya.

Pertanyaannya, bisakah?

Ilustrasi Kondisi Sepakbola Timnas Mali
Ilustrasi Kondisi Sepakbola Timnas Mali (timnasco)

Mali merupakan salah satu negara miskin di Afrika. Bahkan dunia. Ketidakstabilan politik menjadi penyebabnya. Maka tidak heran banyak warga negaranya yang memilih untuk segara pergi dari negara tersebut dan mencari peruntungan di tempat lain.

Gaya main Hamidou Makalou disebut-sebut mirip dengan N'Golo Kante. Dan bukan suatu kebetulan jika N'Golo Kante adalah anak dari imigran Mali yang mengadu nasib di Perancis. 

Kante lebih memilih membela Ayam Jantan ketimbang Si Elang meski gagal masuk akademi sepak bola paling bergengsi di Perancis, Clairefotaine. Kesempatan, keamanan, dan tentunya kepastian karir yang panjang menjadi pertimbangan bagi Kante dan banyak lagi pesepakbola Mali lainnya yang memilih untuk membela Timnas Perancis atau negara Eropa lainnya ketimbang memutuskan untuk membela Timnas Mali.