Sepakan

Pesepakbola: Akting di lapangan, Ok. Di layar kaca? Tunggu Dulu…

81
syamsir alam film jagoan bola
Dok Jagoan Bola

TIMNAS.CO – Dalam All-England, Rudy Hartono masih raja-nya. Sayang, ketika menjajal kemampuan sebagai aktor di layar perak, kemampuan Rudy tidak seperti di arena tepok bulu.

Beradu akting dalam film berjudul Matinya Seorang Bidadari, Rudy Hartono berperan sebagai Franky dan harus beradu akting dengan Farouk Afero dan Poppy Dharsono.

Kompatriot Rudy di bulutangkis, Liem Swie King, juga pernah membintangi film Sakura Dalam Pelukan. Waktu itu King tengah menjalani skorsing. Datanglah tawaran main film.

Tak tanggung-tanggung, King mendapat bayaran fantastis sebesar 15 juta. Bahkan Roy Marten yang pada saat itu adalah aktor papan atas hanya mendapat bayaran 6 juta saja. Akting King ternyata biasa saja. 

Lalu ada Denny Sumargo. Awalnya Denny adalah pebasket profesional yang handal. Gelar MVP Kobatama dan IBL sudah disabetnya. Dua klub basket papan atas, Aspac dan Satria Muda pernah merasakan servis Denny.

Sayang cedera membuat Denny memutuskan untuk meninggalkan basket dan mencoba peruntungannya di dunia hiburan. Akting Denny yang paling diingat mungkin saat berperan sebagai Arial di film 5 cm.

Dan kalau bicara pesepakbola yang akhirnya menjajal dunia hiburan dalam tingkatan profesional, yang paling saya ingat mungkin hanya Vinnie Jones, mantan pemain Wimbledon FC dan Eric Cantona, cult hero kesayangan Old Trafford. Uniknya mereka berdua pernah memperkuat Leeds United.

Selain nama di atas tadi, saya kurang tahu siapa lagi pesepakbola profesional yang kemudian menjajal kemampuan sebagai aktor. Padahal banyak pesepakbola yang pandai sekali akting di lapangan.

Bagaimana dengan pesepakbola tanah air?

Ternyata setelah saya telusuri, masih sangat langka sekali dan hanya muncul segelintir nama.

Ada Adjat Sudrajat, legenda Persib yang pernah merilis album duet bersama Hetty Koes Endang. Tapi Adjat tidak pernah ikutan main film dan tidak pernah secara profesional penuh menjadi penghibur. 

Adjie Massaid ternyata pernah menjadi pemain Ajax Junior. Saat kecil, Adjie tinggal di Belanda. Dan dia masuk Akademi Ajax Amsterdam yang kesohor melahirkan banyak pemain hebat.

Adjie berposisi sebagai striker. Dan pernah menjadi kapten Ajax Junior pada tahun 1976. Namun Adjie memilih untuk tidak meneruskan karir sepakbolanya.

Salah satu film yang melesatkan namanya sebagai aktor papan atas Indonesia adalah Cinta Dalam Sepotong Roti.

Adjie dikemudian hari menapaki karir di dunia politik. Namun kecintaan Adjie terhadap sepakbola tetap dilanjutkan. Adjie pernah menjadi manajer Timnas U-23 Pra Olimpiade. Bahkan, Adjie meninggal dunia setelah bermain bola di Stadion Lebak Bulus.

Lalu ada Rifky Alhabsyi. Rifki pernah memperkuat Persiba Balikpapan, Persikabo Bogor, Sriwijaya FC dan PSIM Yogyakarta. Berposisi sebagai striker, Rifky yang memulai karirnya di Persija Junior, karir sepakbolanya terbilang tidak terlalu bagus. Hingga akhirnya memutuskan untuk terjun di dunia hiburan. Cukup banyak sinetron dan film televisi (FTV) yang dibintanginya.

Dan tentu saja, ada Syamsir Alam. Kasus Syamsir menurut saya cukup tragis. Dulu, saya selalu mengikuti perjalanan karir Syamsir sejak belia.

Di tabloid olahraga langganan saya waktu itu, berita perjalanan Syamsir dan ayahnya berkeliling Eropa untuk uji coba cukup inspiratif. Dan banyak publik berharap, Syamsir adalah masa depan sepakbola Indonesia.

Karir sepakbola Syamsir sebenarnya tidak jelek. Apalagi jika dibandingkan dengan Rifky Alhabsyi, Syamsir tergolong pemain top. Klub-klub luar pernah dibelanya. Mulai dari CS Vise, Penarol, hingga DC United.

Syamsir juga langganan masuk Timnas kelompok umur. Mulai dari U-11 hingga U-23. Sayang, Syamsir tidak pernah sekalipun membela Timnas senior.

Karirnya mandek. Syamsir pun beralih profesi. Wajahnya lebih sering muncul di layar kaca. Dia pernah membawakan acara televisi bertema petualangan. Sinetron pun pernah dicobanya. Namun aktingnya masih tergolong standar.

Bahkan di dunia hiburan pun, karir Syamsir jalan di tempat. Syamsir memutuskan kembali turun ke lapangan hijau. Musim 2021, dia bergabung dengan RANS Cilegon FC. Nyatanya, Syamsir jarang diturunkan.

Mungkin memang lebih baik dulu Syamsir menekuni bulutangkis seperti cita-citanya saat kecil. Bisa jadi dia lebih sukses di arena tepok bulu. Syukur-syukur bisa seperti Rudy Hartono dan Liem Swie King. Ditawari main film.

Exit mobile version