Timnas Indonesia akan menghadapi Thailand pada babak semifinal Piala AFF U-23 pada Kamis (24/8/2023) malam nanti.
Thailand memang merupakan batu sandungan bagi Indonesia. Tim Gajah Putih memang lebih superior ketimbang skuad Garuda.
Indonesia lebih banyak kalah ketimbang menang melawan Thailand dalam pertemuan di kompetisi regional Asia Tenggara.
Namun, ada satu laga Indonesia lawan Thailand yang paling memalukan sepanjang sejarah sepak bola, yakni pada laga terakhir grup A Piala Tiger 1998 silam.
Kala itu, Indonesia dan Thailand sama-sama sudah dipastikan lolos ke babak semifinal. Namun, kedua tim justru tidak ada yang ingin menjadi juara grup.
Pasalnya, di luar prediksi, pada grup B terjadi kejuatan di mana Singapura yang menjadi juara grup. Sementara, tim kuat Vietnam menjadi runner up.
Maka dari itu, Indonesia dan Thailand justru sama-sama ingin kalah demi menghindari Vietnam di babak selanjutnya yang juga berstatus sebagai tuan rumah.
Kedua tim tampak bermain secara ogah-ogahan dengan tempo lambat. Meski begitu, Indonesia mampu mencetak gol lebih dulu lewat Miro Baldo Bento di babak kedua.
Thailand menyamakan kedudukan lewat gol Kritsada Piandit. Selanjutnya, giliran Aji Santoso yang mencatatkan namanya di papan skor. Therdsak Caiman kembali menyamakan kedudukan lewat golnya di menit ke-86.
Saat keadaan dalam keadaan imbang 2-2 di penghujung babak kedua, bek timnas Indonesia, Mursyid Effendi malah melakukan gol bunuh diri dengan sengaja.
Tak hanya itu, bahkan Mursyid yang mencetak gol bunuh diri malah seakan-akan melakukan selebrasi dengan bertepuk tangan, alih-alih menunjukkan penyesalan.
Hasil ini membuat Thailand menjadi juara grup dan Indonesia menjadi runner up. Tragedi memalukan ini membuat kecaman di dunia sepak bola dan pertandingan ini disebut sebagai sepak bola gajah.
Bagaikan terkena karma, kedua tim malah tidak ada yang melaju ke babak final. Thailand kalah dari Vietnam, begitu juga Indonesia takluk dari Singapura.
Akibat kejadian ini, PSSI dan Federasi sepak bola Thailand terkena sanksi berupa denda senilai 400.000 USD, sedangkan Mursyid Effendi disanksi tak boleh bermain sepak bola internasional seumur hidup.
