Padahal seperti yang sudah dibahas, naturalisasi tidak sebatas urusan Timnas Indonesia. Ada yang pindah kewarganegaraan karena urusan administrasi misalnya perkawinan. Apakah Dzumafo menjadi WNI karena mau masuk Timnas Indonesia? Jawabannya tidak.
Parahnya, banyak pemain naturalisasi yang diperlakukan masih seperti orang asing. Bahkan menyebut mereka sebagai pemain naturalisasi saja sudah dosa besar.
Untung saja sekarang banyak pecinta sepak bola yang lebih terbuka pikirannya. Mereka sudah lelah dengan segala polemik yang ada. Yang mereka mau hanyalah Timnas Indonesia yang berprestasi.
Seperti Paiman. Dia lelah dengan kondisi kampungnya. Dia sadar, darah dia setengahnya mengalir darah penjajah. Namun kebenciannya dia alamatkan ke bentuk penjajahan. Bukan orangnya. Dia juga tidak mendendam terhadap warga kampung yang kerap menghinanya.
Prasangka terhadap pemain keturunan sama saja seperti tindakan rasisme. Dan Rasisme harus segera dibuang jauh-jauh dari sepak bola.