Sepakan

Mempertanyakan Motivasi Bermain RANS Nusantara

36
×

Mempertanyakan Motivasi Bermain RANS Nusantara

Sebarkan artikel ini
motivasi rans nusantara
instagram/rans.nusantara

TIMNAS.CO – Kalah 5-1 dari Persik Kediri pada pekan ke-26 Liga 1 musim ini makin membenamkan ke dasar klasemen. Kekalahan itu juga menggenapi kekalahan beruntun RANS Nusantara menjadi sebanyak 6 kali. 

Hingga pekan ke-26, RANS Nusantara baru mencatatkan 3 kali kemenangan. Satu kemenangan didapat dari sesama tim papan bawah, Barito Putera.

Sementara 2 lagi didapat dari tim kuat: Persebaya Surabaya dan Bhayangkara FC. Kemenangan atas Bhayangkara FC 16 Desember 2022 menjadi kemenangan terakhir RANS Nusantara hingga kini.

Padahal sebelum memasuki putaran kedua, posisi RANS ada di peringkat 15 dengan total raihan 16 poin. Saat kembali digulirkan hingga pekan ke-26, RANS Nusantara hanya meraih satu poin dari hasil imbang melawan Bali United.

Rahmad Darmawan yang berhasil membawa RANS menjadi runner up Liga 2 didepak. Dia digantikan oleh Rodrigo Santana asal Brasil.

Rekam jejak Santana di Asia nyaris tidak ada. Hasilnya malah lebih buruk. Bersama Santana, RANS malah melanjutkan tren kekalahannya. 

Rata-rata kebobolan RANS hingga saat ini sebanyak 3.3 gol per laga. Wawan Hendrawan dan Hilmansyah bergantian memungut bola dari dalam gawangnya sendiri sebanyak 62 kali.

Banyak yang menuding dihapusnya sistem degradasi pada musim ini sebagai biang keladi angin-anginannya performa para pemain di lapangan. 

Di musim sebelumnya, Persiraja Banda Aceh yang menempati juru kunci klasemen, mengakhiri musim dengan total poin 13 dengan hanya menang sebanyak dua kali. Gawang mereka kebobolan sebanyak 62 kali.

Liga 1 musim  2019-2020, ada Kalteng Putra yang mengakhiri musim dengan 31 poin. Hasil dari 7 kali menang. Gawang mereka bobol 54 kali. Tapi jumlah itu masih lebih bagus dari Badak Lampung yang kebobolan 65 kali.

PSMS yang menjadi juru kunci Liga 1 2018 mengakhiri musim dengan 34 poin. Menang 11 kali dan bobol 70 kali.

Dan Liga 1 2017 ada Persegres Gresik yang benar-benar hancur lebur. Hanya mendulang 7 poin.

Persegres mencatatkan 17 kali laga tanpa menang dimana 10 kali mengalami kekalahan beruntun. Mereka disikat Sriwijaya FC dengan skor 10-2. Bahkan gawang mereka kebobolan sebanyak 104 kali.

Jika dilihat dari statistik klub juru kunci pada musim sebelumnya, RANS Nusantara tidak terlalu buruk-buruk amat. Apalagi masih tersisa 9 laga lagi. Masih ada potensi untuk memperbaiki statistik. 

Tapi, semua tim yang menjadi juru kunci Liga 1 dari 2017 hingga 2021, mengalami masalah internal. PSMS dilanda konflik dualisme kepengurusan.

Persiraja dan Kalteng Putra kesulitan finansial. Apalagi Persegres, setelah menunggu selama 5 tahun baru Agustus 2022 kemarin gaji pemain dibayarkan. 

Sementara RANS Nusantara boleh dibilang punya dana melimpah. Bahkan manajemen mereka berambisi membangun stadion baru dengan standar FIFA.

Bahkan saat memulai putaran kedua Liga 1 musim ini, mereka kembali lagi mendapatkan sponsor dari minuman berenergi.

Mungkin bisa jadi faktor tak ada degradasi membuat pemain nampak santai-santai saja. Belum lagi RANS nyaris tanpa suporter. Rata-rata hanya ratusan orang saja yang datang ke Stadion Pakansari.

Apalagi kalau tandang ke kandang lawan. Hingga bisa berpengaruh ke mental pemain. Tak ada motivasi karena tanpa beban dari suporter.

Kalaupun ada yang main serius mungkin cuma gelandang asal Jepang, Mitsuru Matsuoka saja. Sejauh ini Matsuoka sudah mencetak 7 gol bagi RANS Nusantara.

Ayo dong lebih serius lagi!