Semenjak bertransformasi dari “tim pinggir kali” menjadi “tim anak papa”, lini depan Persija Jakarta kerap diperkuat oleh penyerang asing yang hebat dan haus gol. Emanuel de Porras adalah contohnya.
Namun tak jarang juga Macan Kemayoran ketiban sial dengan mendatangkan penyerang asing dengan ekspektasi berlebih, namun pada akhirnya gagal. Ada daftar panjang penyerang asing dalam perkara ini.
Mulai dari Samuel Tayo, Lam Hok Hei, Ivan Bosnjak, dan Yevgeni Kabaev. Semua pemain tersebut didatangkan sebagai pemain debutan dengan cv yang cukup menyilaukan mata. Namun semuanya tidak ada yang sesuai harapan.
Dan jika melihat dua penyerang asing debutan milik Persija musim ini, tak salah rasanya jika para Jakmania merasa, timnya kembali mengulang kesalahan yang sama di masa lalu. Yusuf Helal dan Michael Krmencik datang pada awal musim dengan ekspektasi yang besar. Keduanya bahkan disodori kontrak panjang.
Namun nyatanya performa mereka di lapangan tak memenuhi ekspektasi. Dengan dukungan dari lini kedua yang cukup mumpuni, seharusnya kedua pemain ini sudah bisa mencetak setidaknya dua digit gol. Dan yang membuat Jakmania makin kecewa adalah kedua pemain ini jarang bermain. Yang satu karena sakit. Satunya lagi karena skorsing dan cedera.
Bukan apa-apa, saat ini Persija memang benar-benar tidak punya penyerang yang dapat diandalkan. Aji Kusuma yang didatangkan pada putaran kedua ternyata tidak mampu berbuat banyak. Persija sudah terancam terpental dari perburuan gelar juara.
Jakmania kemudian merindukan sosok tajam di kotak penalti lawan. Dan nampaknya ada pemain yang mencoba menjawab kerinduan Jakmania tersebut.
Pemain itu tak lain dan tak bukan adalah Marko Simic. Lewat unggahan di akun instagram miliknya, Marko Simic mengunggah foto dirinya tengah berada di tengah Stadion Utama GBK di tengah lautan Jakmania dengan caption yang seolah ingin kembali lagi menarik hati Jakmania yang sakit hati kepadanya.
Ya, Marko Simic pergi dari Persija dengan cara yang tidak baik. Pada akhir musim 2021-2022, Simic mengeluhkan perkara gaji yang tidak dibayarkan oleh klub.