Sepakan

Love Timnas, Hate PSSI: Ekspresi Kebencian dalam Sepakbola Indonesia

41
×

Love Timnas, Hate PSSI: Ekspresi Kebencian dalam Sepakbola Indonesia

Sebarkan artikel ini
love timnas hate pssi

There are no lions in England

Itulah sepenggal lirik lagu Lions yang milik Ian Brown. Vokalis band Stone Roses adalah fans garis keras Manchester United.

Sudah menjadi pengetahuan umum jika banyak fans Manchester United sangat membenci timnas Inggris. Mengapa bisa? Padahal mereka dari Inggris juga?

Penyebabnya banyak. Mulai dari ejekan suporter timnas yang kebanyakan adalah fans Leeds, Millwall, Stoke, yang kental dengan budaya hooligan-nya.

Mereka sering melantunkan chant “stand up if you hate Man U” saat timnas Inggris berlaga.

Atau kejengkelan suporter Manchester United terhadap media yang kerap menggiring opini publik ketika timnas Inggris mengalami kegagalan, pemain timnas dari Manchester United-lah yang menjadi kambing hitam. 

Bagaimana dengan di Indonesia? Ternyata cukup banyak juga yang tidak suka dengan sepakbola Indonesia dan Timnas. Walau tidak ditunjukan secara terang-terangan. Mau cari mati?

Seperti ada kawan saya yang benci setengah mati dengan Persija.

Penyebabnya waktu itu kawan saya sedang naik bus kota dari Depok menuju Lebak Bulus dalam perjalanan pulang ke rumah dari kampusnya, tiba-tiba segerombolan oknum suporter menghadang membajak bus yang ditumpanginya.

Kawan saya takut setengah mati. Dan sejak itu dia membenci Persija. 

Ada juga yang merasa kompetisi sepakbola Indonesia itu kampungan. Ga elit ga kayak di luar. Begitu pembelaannya.

Meski terkesan snob atau belagu, tapi kalau dipikir lagi ada benarnya juga. Kondisi lapangan yang kurang sedap dipandang mata, pemain dan suporter yang kadang seringnya malah berkelahi, keputusan-keputusan absurd dari wasit. Dan masih banyak lagi yang bisa ditambahkan di sini.

Saat Timnas bertanding, banyak juga yang menyumpahi Timnas kalah. Tapi lebih sering diungkapkan di dunia maya saja, terutama media sosial.

Alasan beragam. Salah satunya yang pernah saya dengar adalah biar suporternya kapok dan sadar kalau Timnas itu jelek dan cuma gitu-gitu aja.

Ada juga karena trauma karena pengalaman menonton sepakbola secara langsung. Seperti ada pengalaman orang yang waktu itu untuk pertama kalinya dia menonton Timnas langsung di GBK.

Saat pertandingan berlangsung, tiba-tiba kepalanya ketetesan air. Awalnya dia mengira ada yang bocor pada bagian atap stadion. Tapi ternyata, tetesan air itu berasal dari air seni oknum suporter yang buang air di tribun atasnya.

Sejak saat itu dia kapok datang ke stadion dan menyumpahi Timnas tidak akan pernah berjaya karena perilaku suporternya yang tak tahu adab itu.

Macam-macam memang alasan orang yang tak suka sepakbola Indonesia dan Timnas. Ada pula kebencian itu dilontarkan dengan ejekan bernada pesimis seperti “entar juga kalah” .

Ada juga yang tak suka karena mobilitasnya terganggu karena tak jarang, pertandingan sepakbola sering bikin macet jalan.

Di antara semua itu, yang paling banyak justru mereka yang mencintai Timnas tapi membenci PSSI.

Ya persis seperti suporter Manchester United yang begitu mencintai United tapi benci setengah mati pada pemiliknya. Love United Hate Glazers. Nah kalau yang ini Love Timnas Hate . Seperti itulah.

Dulu pernah ada gerakan #KosongkanGBK sebagai bentuk kekecewaan terhadap PSSI. Sebagian suporter kecewa dengan kinerja PSSI waktu itu.

Ketua umum PSSI yang waktu itu rangkap jabatan menjadi salah satu penyebabnya. Gerakan tagar itu gencar muncul di twitter setelah Indonesia kalah dari Singapura di laga pertama AFF 2018. Suporter terbelah. Ada yang mendukung, ada yang tidak.

Sebenarnya sah-sah saja jika ada yang membenci sepakbola Indonesia dan Timnas. Suatu pilihan yang bisa dihargai. Apalagi jika kebencian itu memberikan pengalaman buruk. 

Langit terbuka luas, kenapa tidak dengan pikiranmu dan pikiranku?