Bendera tidak hanya sekedar selembar kain dengan warna-warna atau gambar-gambar yang terlukis di atasnya. Bendera adalah suatu kebanggaan Dan identitas.
Dari yang bermakna sederhana seperti bendera Slank atau Oi misalnya yang selalu berkibar di tiap konser musik. Padahal tidak ada Slank atau Iwan Fals sebagai bintang tamu.
Atau bendera para pecinta reggae dengan warna-warni rasta lengkap dengan gambar daun singkong terlarang.
Meski tidak dilindungi oleh suatu undang-undang, namun mencela bendera tersebut bisa memancing kemarahan para penggemarnya karena bagi mereka, itulah lambang kebanggaan mereka.
Dan sepak bola juga sering memakai bendera atau panji sebagai lambang identitas atau kebanggaan. Beberapa pemain misalnya, jika berhasil meraih trofi bersama sebuah klub, beberapa pemain acap kali membawa bendera negaranya sebagai bentuk kebanggaan.
Terutama pemain dari Latin Amerika seperti Argentina yang kental dengan doktrin patriotik. Pelatih legendaris Sir Alex Ferguson juga pernah menyinggung hal ini. Menurutnya, pemain Argentina sangat ingin mengibarkan bendera. Apalagi bisa mengibarkan bendera Argentina di tanah Inggris mengingat kedua negara tersebut pernah berseteru dalam Perang Falkland.
Ada juga yang mengibarkan bendera sebagai bentuk dukungan. Seperti mengibarkan bendera Palestina. Meski beberapa berujung hukuman FIFA.
Atau sebagai bentuk eksistensi dan perlawanan. Seperti penampakan bendera Republik Maluku Selatan dan bendera Israel di Stadion Johan Cruyff Arena, markas Ajax Amsterdam. Khusus bendera Israel, bendera Israel juga sering dibawa ke laga tandang sebagai bentuk perlawanan terhadap gerakan antisemit.
Ada juga yang menimbulkan kontroversi. Seperti yang terjadi pada Piala Dunia 2022 lalu. Saat Serbia akan berhadapan dengan Brasil di Grup G, terlihat penampakan bendera Kosovo di ruang ganti Serbia.
Kosovo sendiri telah menyatakan kemerdekaannya dari Serbia. Namun Serbia masih enggan mengakui Dan masih menganggap Kosovo sebagai wilayahnya. Aksi tersebut dianggap sebuah provokasi.
