Baru hari Selasa tapi sudah loyo dan marah-marah. Ada apa? Gaji sudah habis dan tanggal gajian masih lama? Pusing dikejar deadline? Skripsi belum rampung? Tugas sekolah menumpuk? Klub bola kesayangan kalah? Masih belum move on? Habis berdebat dengan penganut bumi datar? Benarkah Hitler mati di Garut?
Sudahi sedihmu kawan. Ini ada artikel ringan siapa tahu bisa menghibur.
Mari kita bahas yang santai-santai saja.
Mungkin sudah banyak yang tahu dengan JKT48? Yang anggotanya ada banyak dan bikin bingung warga. Ini mau nyanyi apa tawuran?
Saking banyak anggotanya, bahkan bisa untuk buat beberapa kesebelasan. Nah mari kita mulai buat kesebelasan yang isinya anggota JKT48.
Formasi
Kita pakai formasi 3-4-3.
3 bek, 2 bek sayap, 2 gelandang, dan 3 pemain depan. 1 pemain depan bertugas sebagai target-man sementara 2 lagi bermain lebih melebar.
Formasi ini lebih efektif dalam bertahan dibanding dengan formasi 3-5-2. Karena saat diserang, 2 pemain depan bisa bertugas sebagai defensive winger.
Susunan Pemain
Berikut sususan pemain:
Kiper
Shania Gracia
Postur ci Gre, begitu biasa dipanggil, sangat menunjang tugasnya sebagai penjaga gawang. Ditambah keluwesannya dalam bergerak, membuat gawang sulit ditembus. Selain itu, sebagai salah satu dari member senior yang tersisa, ci Gre dapat dengan mudah membaca serangan lawan dan tak segan memberi perintah pada rekan di depannya untuk segera menutup pertahanan.
Sekali lagi, Gracia!
Bek
Feni Fitriyanti
Serupa dengan ci Gre, Feni adalah member senior di JKT48. Energi Feni tidak ada habisnya. Dia diberi keleluasaan untuk ikut maju menyerang serta mampu menutup lubang yang ditinggalkan pemain lain saat terjadi transisi dari menyerang ke bertahan
Feni asli Cianjur, Jawa Barat. Dan sudah menjadi tradisi di sepak bola nasional jika Jawa Barat banyak melahirkan bek hebat.
Gendis Mayrannisa
Jika dilihat dari segi usia, mungkin Gendis termasuk anak bawang. Tapi jangan tertipu dengan penampilannya. Gendis punya segudang pengalaman di dunia entertainment sebelum bergabung dengan JKT48. Terbukti dia tidak canggung dan gugup ketika sedang tampil. Lini belakang tim aman bersamanya. Termasuk masa depan JKT48
Febriola Sinambela
Biasa dipanggil Olla. Olla terkenal sebagai member yang tangguh dan tahan banting. Saat badai PHK menimpa rekan-rekan seperjuangannya dan meninggalkan Olla dan beberapa yang tersisa, Olla tetap tegar. Meski takut cicak, Olla tidak takut tantangan. Oleh karena itu, dia cocok mengawal lini belakang.
Wing-back
Marsha Lenathea
Marsha Cahaya Asia. Kalimat itu selalu mengiringi dirinya. Awalnya diberi julukan seperti itu karena warna kulitnya yang bikin silau. Tapi siapa sangka, penampilannya lebih menyilaukan. Mahir dalam menyisir sisi panggung, dan bisa tiba-tiba merangsek masuk ke tengah.
Alia Giselle
Sama seperti Gendis, di JKT48 Gisel tergolong junior. Namun penampilannya mampu mencuri perhatian. Sifatnya yang selalu happy dapat membawa JKT48 terbang tinggi. Posisi wing-back cocok untuknya
Gelandang
Shani Indira Natio
Sudah digadang akan menjadi member penting JKT48 saat masih junior. Anggun dan elegan. Sekilas terlihat kalem dan lembut. Tapi siapa sangka, penampilannya bisa ‘membunuh’ dan membuat terlena. Semenjak JKT48 banyak ditinggalkan member seniornya, Shani menjadi tulang punggung tim. Tak jarang banyak member dan fans memanggil dirinya “Mama Shani”. Posisi playmaker dan kapten kita serahkan pada Shani.
Bunuh aku, mama Shani!
Fransisca Saraswati Puspa Dewi
Gadis asli Wonogiri ini punya suara merdu. Dan punya jam terbang tinggi di luar JKT48. Nyanyi Campursari, bisa. Dangdut, gampang. Pop, sepele! Seangkatan dengan Shani, dan jika Shani elegan dalam mengatur serangan, maka Sisca menjaga tugas menjaga kedalaman tim dengan segala kemampuannya tersebut.
Inside Forward
Yessica Tamara
Sudah diketahui banyak oleh khalayak jika Chika punya naluri menyerang yang tinggi. Sering juga gerakannya sulit diterka hingga membingungkan lawan. Dengan gerakan acak dari Chika, pertahanan lawan amburadul dan dari momen itulah Chika melepaskan umpan atau tendangan maut ke arah gawang.
Freya Jayawardana
Seangkatan dengan Chika, Freya lebih bertubuh mungil. Namun posturnya memberi keuntungan dalam pergerakannya. Freya sangat lincah menyusuri sisi lapangan. Dan tak segan untuk ikut turun membantu jika tim sedang diserang.
Target-man
Azizi Shafa Asadel
Dibesarkan di keluarga yang berkecimpung dalam dunia hiburan, turut membentuk mental Zee. Terbukti, Zee menjadi ujung tombak serangan JKT48. Pandai mengatur posisi dalam kotak penalti, mahir melepaskan tembakan dalam posisi membelakangi gawang. Ketika konsentrasi lawan hanya terfokus pada Zee, maka rekannya yang lain dapat leluasa masuk dan habislah lawan. Kelemahan Zee cuma satu: dia makan nasi padang pakai sendok.
Pelatih
Shin Tae-yong
Kenapa Shin Tae-yong? Shin Tae-yong sangat menguasai taktik 3-4-3. Selain itu, coach STY berasal dari Korea Selatan, tempat lahirnya K-Pop. Walaupun JKT48 kental dengan Jepang, namun member-membernya mahir point dance, aliran dance dalam musik K-Pop.
Yah, tulisan ini tidak perlu ditanggapi serius. Sebatas bacaan hiburan agar kawan tidak murung lagi. Mungkin kawan punya line-up sendiri? Coba beri tahu kami.