Dalam konferensi pers jelang laga final EFL Cup 2022-2023 pelatih Manchester United, Erik Ten Hag, berkomentar tentang gaya main lawannya di final, Newcastle United:
“Newcastle ini tim yg menyebalkan untuk dihadapi, mereka punya statistik paling rendah di liga soal waktu efektif bermain bola. Jika wasit ingin memaksimalkan waktu, mesti perhatikan hal-hal itu. Sejauh ini di liga, Newcastle sukses dgn gaya main macam itu”
Komentar pelatih berkepala plontos itu kemudian dikomentari oleh banyak netizen penggemar bola di Indonesia. Mereka menyamakan gaya main Newcastle dengan klub Liga 1, Bali United.
Ada yang berkomentar pemain Newcastle mirip dengan pemain Bali United yang suka mengulur-ulur waktu dengan berguling-guling di lapangan. Ada juga yang menyebut Bali United dan Newcastle itu Kram FC atau Guling-guling FC.
Benarkah demikian?
Thomas Doll, pelatih Persija dalam konferensi pers usai mengalahkan Bali United 3-2 dalam laga pekan ke-18 Liga 1 2022-2023 berkomentar soal pemain Bali United yang suka mengulur-ulur waktu dengan meminta perawatan di lapangan.
Kejadian yang sama juga terjadi pada pekan ke-6 Liga 1 2022-2023 saat Bali United menang 3-2 atas Persib Bandung. Coach Teco melakukan pembelaan:
“Ini sepak bola modern, bukan era dulu. Banyak di media sosial yang bilang begitu. Saya pikir buat saya sebagai pelatih tidak penting”
Eddie Howe, pelatih Newcastle United juga memberi pembelaan yang sama saat timnya dituding oleh Jurgen Klopp saat Liverpool jumpa Newcastle United. Bahkan Howe menambahkan, pemainnya memang tidak ada yang fit.
Komentar atau kritik atau pembelaan dari pelatih masing-masing juga merupakan bentuk psywar yang memang lazim dalam sepakbola.
Memang mungkin terasa menyebalkan melihat taktik macam itu. Tapi memang bukankah tujuan utama dalam pertandingan adalah menang? Selama tidak melanggar peraturan yang baku, jadi tidak ada yang salah.
Tapi ada yang menarik antara Newcastle United dan Bali United. Mereka sama-sama mengandalkan pressing serta kecepatan pemain pada sisi sayap, juga mampu memanfaatkan situasi bola mati dengan baik.
Tim yang gemar melakukan build up serangan dari belakang, biasanya kerepotan menghadapi tim dengan pressing tinggi seperti Bali United atau Newcastle United.
Gelandang tengah mereka juga tak segan untuk menempel ketat lawan serta melakukan progressive passes.
Di Newcastle United, ada Bruno Guimarães. Sejauh ini, gelandang asal Brasil itu sukses melakukan progressive passes sebanyak 6.01 per 90 menit. Persentase keberhasilan progressive passes-nya mencapai 71%.
Sementara di Bali United ada sosok Brwa Nouri. Dari sepuluh penampilan pertamanya, gelandang bertahan asal Iraq ini tercatat sudah melepaskan 56 progressive passes bagi Bali United musim ini.
Dari progressive passes ini, Newcastle United dan Bali United membangun serangan. Biasanya bola dialirkan ke pinggir lapangan untuk dikejar oleh pemain yang punya kecepatan.
Newcastle United punya Miguel Almiron dan Alain Saint-Maximin. Striker Alexander Isak juga dikenal punya kecepatan yang bagus.
Sementara Bali United mengandalkan kecepatan M. Rahmat. Usia tidak menggerus kecepatan pemain berjuluk The Flash ini. Selain itu mereka juga masih punya Irfan Jaya, Ricky Fajrin, Privat Mbarga, Yabes Roni, serta Eber Bessa.
Untuk set piece, Newcastle dan Bali United kesohor sebagai tim yang mampu memanfaatkan situasi set piece.
Newcastle United punya eksekutor set piece kelas dunia macam Kieran Trippier serta Bruno Guimaraes. Sementara Bali United, kita ketahui kapten mereka, Fadil Sausu adalah rajanya eksekutor set piece. Eber Bessa juga punya kemampuan yang sama.
Saat ini Newcastle United dan Bali United sama-sama ada dalam peringkat 5 besar klasemen liga masing-masing. Newcastle ada di peringkat 5 EPL sementara Bali United ada di peringkat 4 Liga 1.
Oh ya, kata netizen juga kedua tim ini sama-sama tim OKB.
