Sepakan

Gol Bunuh Diri Bapak

608

Skor masih imbang 2-2, pertandingan sebentar lagi berakhir, dan tak ada satu kaki pun yang bertenaga membawa bola ke gawang Thailand. Lapangan yang becek memperlambat si kulit bundar, tapi entah mengapa putarannya melaju di area pertahanan sendiri.

Detik-detik menuju menit 90', di kotak penalti lebih banyak pemain berkostum merah ketimbang pemain berkostum putih; kostum putih yang telah dipenuhi noda becek.

Umpan-umpan satu sentuhan diperagakan. Penguasaan bola Timnas Indonesia di akhir pertandingan itu hampir 100%, sebelum akhirnya seorang pemain menuntaskannya dengan gol cantik ke gawang sendiri.

Ya, pemain malang itu bernama .

Pertandingan terakhir di Grup A Piala Tiger 1998 itu berakhir dengan skor 3-2, untuk kemenangan Thailand. Di Stadion Thong Nhat, Ho Chi Minh City, 31 Agustus 1998, pemain Timnas Indonesia bertepuk tangan dengan kekalahan.

Kejadian 24 tahun silam tersebut dikenal dengan sebutan sepak bola gajah: Aib besar dalam sejarah gelaran , khususnya bagi Timnas Indonesia.

Pagi hari sebelum pertandingan, Manager Andrie Amien dan pelatih Rusdi Bahalwan melakukan briefing dengan seluruh penggawa Timnas. Instruksinya bukan berisi tentang bagaimana untuk menang, bagaimana mencetak gol, tapi justru tutorial mengalah.

Sedari awal Mursyid tahu seberapa besar dosa itu nanti. Akan tetapi, sebagai orang yang terpilih menjadi pemain Timnas dari jalur pelatih, rasanya ia tak punya kuasa lebih untuk membantah.

Rusdi yang kala itu juga menjadi pelatih Persebaya Surabaya, membawa anak asuhnya untuk membela negara. Dari 20 pemain yang masuk skuad, sembilan diantaranya berasal dari Persebaya. Di antaranya Hendro Kartiko, Bejo Sugiantoro, Yusuf Ekodono, Khairil Anwar, Uston Nawawi, Anang Ma'ruf, Hartono, Aji Santoso, dan Mursyid yang malang.

Briefing pagi itu tertanam betul dibenak Mursyid. Apalagi menyadari pertandingan segera berakhir, sementara dua eksekutor yang semestinya—Kuncoro dan Aji Santoso—belum juga melaksanakan tugasnya.

Mursyid menyelesaikan misi malam itu, apalagi setelah mendapat seruan dari salah seorang eksekutor terpilih, Aji Santoso. Pertandingan usai, misi selesai.

Exit mobile version