Sepakan

Egy Maulana Vikri: Si Kelok Sembilan yang Overrated?

177
×

Egy Maulana Vikri: Si Kelok Sembilan yang Overrated?

Sebarkan artikel ini
Egy Maulana Vikri Dewa United

TIMNAS.COEgy Maulana Vikri resmi bergabung dengan Dewa United. Kabar yang cukup mengejutkan bagi pecinta sepakbola tanah air.

Bukan apa-apa, banyak yang berharap Egy melanjutkan karirnya di luar. Apalagi kondisi Liga Indonesia yang belakangan ini sering mendapat sorotan negatif.

Egy yang meraih kebintangan saat masih belia, menyabet penghargaan sebagai pemain terbaik Gothia Cup 2016 dan berhasil mengharumkan nama Indonesia yang pada saat itu keluar sebagai kampiun.

Egy memang bukan pemain sembarangan. Dia punya skill. Kecepatan menjadi senjata utamanya. Belum lagi dia bisa meliuk-liuk lincah melewati pemain lawan.

Hingga salah satu komentator sepakbola tanah air menjulukinya sebagai “Egy Kelok Sembilan”, mencomot nama tikungan berkelok-kelok yang terkenal di perlintasan Sumatera Barat-Riau. 

Publik tentu berharap, Egy akan menjadi something. Apalagi setelah klub Polandia, Legia Gdansk memberinya kontrak 3 musim. Dan tak tanggung-tanggung, nomor 10 langsung diberikan kepadanya. 

Lalu apakah kisah selanjutnya manis? Ternyata kisah Egy di Polandia tidak semanis penjualan jersinya.

Tercatat Egy hanya tampil selama 10 kali selama 3 musim memperkuat Gdansk meski sempat mencium Piala Super Polandia 2019. Juni 2021, klub memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya.

Kiprah Egy selanjutnya berlanjut di Slovakia. Egy sempat membela Senica dan Zlate Moravce. DI Senica, Egy memutuskan kontrak karena klub sedang dilanda krisis finansial. Selanjutnya di Zlate Moravce, Egy membatalkan kontrak lewat mutual agreement.

Publik pecinta sepakbola tanah air jadi bertanya-tanya, apakah Egy memang punya bakat, ataukah overrated?

Di Gdansk, banyak yang beranggapan, Egy hanyalah alat marketing klub. Terbukti saat Egy baru bergabung, tiba-tiba Indonesia seperti terserang demam Polandia.

Keputusan Egy untuk berkarir di Slovakia juga dinilai terlalu terburu-buru. Apakah karena keserakahan agen atau ketakutan Egy akan beban yang dibawanya sebagai bintang masa depan Timnas, membuatnya mengambil keputusan yang ceroboh.