Dan memang, pada AFC Asian Cup 1996 tersebut Widodo C Putro-lah yang menjadi bintang Timnas Indonesia saat itu.
Gol salto spektakuler kontra Kuwait pada 4 Desember 1996 masih dibicarakan hingga saat ini. Bahkan menjadi salah satu gol terbaik yang tercipta sepanjang AFC Asian Cup digelar.
Tapi gol akrobatik di menit ke-20 tersebut tercipta berkat pressing Ronny Wabia yang menekan barisan pertahan Kuwait saat mereka mencoba membangun serangan dari area pertahanan sendiri.
Kesalahan pemain Kuwait berhasil dimanfaatkan oleh Ronny Wabia yang dengan cerdiknya membawa bola ke sisi kanan dan mengirimkan umpan ke dalam kotak penalti yang langsung disambar oleh tendangan spektakuler Widodo C Putro.
Gol tersebut memang sangat luar biasa sehingga membuat pecinta sepak bola lupa dengan peran Ronny Wabia. Bahkan sebagian mungkin lupa jika Ronny Wabia juga berhasil mencetak gol yang tidak kalah luar biasanya dari gol Widodo C Putro ke gawang Kuwait.
Pada penghujung babak pertama, Widodo melepaskan tembakan yang mampu dimentahkan oleh penjaga gawang Kuwait.
Bola liar di luar kotak penalti langsung dihajar dengan tendangan voli Ronny Wabia yang tanpa ampun langsung merobek jala Kuwait. 2-0 Timnas Indonesia unggul walau pada akhirnya laga harus berakhir dengan skor imbang 2-2.
Kehebatan Ronny Wabia tidak berhenti sampai situ saja. Pada laga kedua kontra Korea Selatan tanggal 7 Desember 1996, Ronny Wabia kembali mencetak gol spekatkuler.
Timnas Indonesia yang saat itu sudah tertinggal 4-0 berhasil mendapatkan tendangan sudut di sisi kanan pada menit ke-58. Ronny Wabia yang berkaki kidal mengeksekusi tendangan sudut tersebut.
Alih-alih disambut oleh rekan-rekannya yang menunggu di dalam kotak penalti, bola hasil sepakan Ronny Wabia malah meluncur langsung ke dalam gawang Korea Selatan yang dikawal oleh Kim Byung-Ji.
Widodo C Putro kemudian memperkecil kedudukan menjadi 4-2 pada menit ke-65 setelah mendapatkan sodoran cantik Aples Tecuari lewat skema serangan balik cepat.
Sayangnya, laga Timnas Indonesia kontra Korea Selatan pada 1996 tersebut saat ini lebih dikenang dengan peristiwa perjumpaan Timnas Indonesia dengan Shin Tae-yong yang kelak menukangi Timnas Indonesia.