Meski sempat dikenal sebagai salah satu Macan Asia, nyatanya Timnas Indonesia baru pertama kali merasakan berlaga di panggung terbesar sepak bola Asia, atau AFC Asian Cup, pada tahun 1996 atau seri kesebelas turnamen akbar Asia tersebut sejak pertama kali dimulai pada tahun 1956.
Pada AFC Asian Cup 1996 yang digelar di Uni Emirat Arab pada tanggal 4 hingga 21 Desember 1996 tersebut, Timnas Indonesia tergabung di Grup A bersama tuan rumah, Kuwait, serta raksasa Asia, Korea Selatan.
Jika melihat lawan-lawan tersebut, secara teoritis Timnas Indonesia memang kalah kelas. Namun tentu saja Timnas Indonesia yang saat itu diarsiteki oleh Danurwindo, membawa 18 pemain ke Uni Emirat Arab setelah sebelumnya melakukan pemusatan latihan terlebih dahulu di Eropa.
Dari 18 nama, ada 4 pemain yang berasal dari klub Persipura Jayapura. Kiprah klub berjuluk Mutiara Hitam pada Divisi Utama 1995-1996 atau lebih dikenal dengan Ligina II tersebut memang luar biasa. Di bawah asuhan pelatih asal Sumatera Utara, Tumpak Sihite, berhasil lolos hingga babak semifinal sebelum dikalahkan PSM Makassar dengan skor tipis 4-3.
Ritham Madubun yang mencatatkan sejarah sebagai kapten Persipura pertama sepanjang sejarah yang berasal bukan dari Papua, bersama dengan tandemnya Aples Tecuari dibawa serta ke AFC Asian Cup 1996. Chris Yarangga yang saat itu masih berusia 23 tahun dan berhasil mencatatkan 20 gol bersama Persipura juga masuk dalam skuat.
Dan terakhir, ada nama Pemain Terbaik Ligina II asal Persipura yang juga masuk dalam skuat. Dia adalah Ronny Wabia.
Pemain kelahiran Biak, 23 Juni 1970 ini memang bisa dikatakan “terlambat” memulai debutnya sebagai pemain Timnas Indonesia. Saat itu usia pemain yang bisa dipasang sebagai penyerang ataupun gelandang serang tersebut sudah berusia 26 tahun.
Namun siapa sangka, meski terlambat, permainannya mampu menjadi katalis bagi Timnas Indonesia saat itu. Pemain berkaki kidal ini mampu membuat tandemnya di lini serang, Widodo C Putro,berhasil mengeluarkan semua potensinya.