Dominasi Pemain Brasil di Liga 1 2022-2023

The English invented it, the Brazilians perfected it Sebuah idiom yang sering digunakan untuk mengungkapkan bagaimana hebatnya orang Brasil dalam bermain sepak bola. Sama seperti di Indonesia, sepak bola dibawa oleh orang Eropa ke tanah Brasil. Bedanya, sepak bola dibawa ke Brasil oleh para imigran dari Skotlandia dan Inggris yang bekerja sebagai buruh rel kereta api atau perkebunan. Sepak bola kemudian menjadi sarana pelepas penat akan kesibukan bekerja serta kemiskinan hidup. Layaknya musik jazz yang dikembangkan oleh para pekerja kasar Afro-American di Amerika Serikat, sepak bola kemudian dikembangkan dengan indahnya oleh masyarakat Brasil. Atau lebih tepatnya, menyempurnakan. Lima trofi Piala Dunia, sembilan trofi Copa America, serta empat trofi Piala Konfederasi adalah bukti shahih kehebatan satu-satunya negara di kawasan Amerika Selatan yang berbahasa Portugis ini. Stok pesepakbola profesional asal Brasil melimpah ruah. Bagaikan lautan manusia yang memadati karnaval di Rio de Janeiro. Mulai dari yang kelas dunia, Grade A, Grade B, Grade C, Grade D, hingga KW Super tersedia dan menyebar di berbagai belahan dunia. Harga pemain Brasil cenderung tidak begitu mahal. Bahkan untuk yang Grade A saja harganya bisa lebih murah ketimbang pemain muda Inggris yang overrated dan overpriced. Selain itu, pemain Brasil gampang beradaptasi di kompetisi manapun. Banyak yang punya persepsi jika pemain Brasil adalah pemalas. Hobinya pesta, tidak tahan cuaca dingin, dan lain-lain. Namun hal tersebut pernah dibantah oleh Sir Alex Ferguson. Pelatih legendaris Manchester United ini memuji bagaimana giatnya si kembar Rafael dan Fabio da Silva saat berlatih. Pemain Brasil tahu kapan serius dan kapan santai. Meski memang dalam beberapa kasus banyak pemain Brasil yang jadi ngaco. Kebanyakan karena ulahnya sendiri. Di Indonesia, pemain Brasil yang datang tentunya bukan yang Grade A, Grade B, apalagi kelas dunia. Bisa mendapatkan pemain Brasil Grade C saja sudah luar biasa. Keran impor pemain Brasil sendiri dibuka saat Galatama bergulir. Saat itu memang hanya klub Galatama yang mampu mendatangkan pemain asing karena faktor biaya. Pemain Brasil yang pertama kali datang adalah Jairo Matos yang memperkuat Pardedetex pada tahun 1988. Selanjutnya, keran impor pemain Brasil terus mengalir. Dan hingga sekarang era Liga 1, pemain Brasil mendominasi pemain asing. Terutama musim ini. Mulai dari penjaga gawang, bek, gelandang, pemain depan, hingga pelatih. Sejak pekan pertama hingga pekan kedua, telah tercipta gol sebanyak 51 kali. Dan 23 dari 51 gol tersebut dicetak oleh pemain Brasil. Hampir setengahnya. Dengan rincian, pekan pertama ada 8 gol dari pemain Brasil. Dan pekan kedua ada 15 gol dari pemain Brasil. Pekan pertama saja tercatat ada 22 gol yang tercipta secara keseluruhan. Dan pekan kedua ada 29 gol secara keseluruhan. Pada pekan pertama, gol dari titik putih pertama musim ini dicetak oleh pemain Brasil dari klub Persebaya, Bruno Moreira. Bruno juga menjadi pemain pertama yang mencetak dua gol musim ini. Di pekan kedua, ada tiga pemain Brasil yang mencetak gol debut di Liga 1: Gustavo Almeida, Murilo Mendes, dan Crislan Henrique. Gustavo Almeida mencetak gol debut pada penampilan perdananya bersama Arema FC. Hebatnya, mantan penyerang klub Malaysia, Negeri Sembilan, ini juga mencatatkan hattrick pertama di Liga 1 musim ini. Hal serupa juga dicatatkan oleh rekrutan baru Bhayangkara FC, Crislan Henrique, yang catatkan satu gol dalam laga debut. Sementara Murilo Mendes yang baru didatangkan Barito Putera mencetak gol debut dalam penampilan keduanya. Matheus Pato, David da Silva, Bruno Moreira, dan Alex Martins menjadi pemain asal Brasil yang mampu mencetak gol di dua laga berturut. Gustavo Almeida, Matheus Pato, dan Bruno Moreira memimpin daftar pencetak gol terbanyak sementara dengan 3 gol. Disusul oleh David da Silva, Ciro Alves, Alex Martins, dan Jaja dengan 2 gol. Alex Martins menjadi satu-satunya pemain Brasil yang klubnya menang dua kali beruntun pada pekan kedua, yakin Dewa United. Sementara Anderson Salles, Eber Bessa, dan Adilson Maringa menjadi pemain Brasil yang belum berhasil membawa klubnya meraih poin meski hanya satu hingga pekan kedua. Anderson Salles merupakan pemain Bhayangkara Presisi Indonesia FC. Sementara Adilson Maringá dan Eber Bessa adalah pemain Bali United. Khusus bagi Bali United, Stefano Cugurra menjadi satu-satunya pelatih Brasil serta pelatih asing yang belum bisa membawa klubnya meraih sebiji poin hingga pekan kedua.

Baca Juga