Sepakan

Dicari: Striker Timnas Penerus Ilham Jaya Kesuma

90
×

Dicari: Striker Timnas Penerus Ilham Jaya Kesuma

Sebarkan artikel ini
penerus ilham jaya kesuma

TIMNAS.CO – Walaupun sepak bola Indonesia masih seret prestasi, tapi saya masih bersyukur pernah menjadi saksi bagaimana tajamnya striker Timnas pada ajang Internasional.

Jika menyinggung soal striker Timnas pada era 90-an hingga 2000-an, mungkin nama Kurniawan Dwi Yulianto dan Bambang Pamungkas yang sering muncul. 

Tapi ada satu nama yang selalu membekas di hati saya dan penggemar sepakbola tanah air: .

Meski tampil moncer bersama Persita Tangerang, tak serta merta membuat Ilham dipanggil Timnas Indonesia.

Dalam ajang Piala AFF 2002, Timnas kala itu dilatih oleh Ivan Kolev. Kolev lebih memilih Bambang Pamungkas, Gendut Doni, Zainal Arif, dan Jainal Ichwan untuk lini serang Garuda.

Barulah setelah Ivan Kolev digantikan oleh Peter Withe, nama Ilham sebagai striker haus gol makin mencuat.

Sebenarnya, Peter Withe tetap akan mengandalkan Bambang Pamungkas sebagai juru gedor Timnas.

Apalagi status Bambang yang merupakan top skor AFF 2002, tentu saja ketajaman Bambang dalam level internasional lebih teruji.

Namun apa daya. Kadang cedera pemain bisa membawa berkah bagi pemain lain. Bambang cedera. Peter Withe pun memasang Ilham sebagai striker utama. Dan Ilham melaksanakan tugas yang diberikan dengan sempurna.

Gaya main Ilham mirip dengan legenda Italia, Pietro Anastasi. Jarang terlibat dalam permain, tapi tiba-tiba saja muncul dan mencetak gol. Atau mungkin jika dibandingkan dengan striker era modern, gaya main Ilham mirip dengan Filippo Inzaghi.

Fisik Ilham memang bukan senjata utama dalam mem-bully bek lawan. Tapi kecepatan, kemampuan mencari ruang, reflek dan reaksi yang baik, dan tentu saja kemampuan finishing di atas rata-rata adalah senjata Ilham dalam membuat barisan belakang lawan kewalahan.

Kemampuan finishing inilah yang sampai saat ini masih sulit ditemui pada diri striker lokal Indonesia.

Di Timnas, Ilham bermitra dengan dua pemain hebat Papua, Elie Aiboy dan Boaz Solossa. Ketiganya menjadi mitra maut yang meneror barisan pertahanan lawan.

Boaz saat itu masih berusia 18 tahun dan jam terbangnya masih terbilang sangat minim karena hanya berstatus sebagai pemain PON Papua. Boleh dibilang, Ilham punya peran dalam mengembangkan bakat Boaz. 

Sepanjang AFF 2002, Ilham berhasil melesakkan 7 gol dan keluar sebagai top skor. Mungkin jika gelar itu dapat ditukarnya dengan trofi AFF, dengan senang hati Ilham akan menukarnya.

Meski gagal membawa Indonesia juara, nama Ilham Jaya Kesuma akan selalu dikenang sebagai salah satu striker tajam Indonesia. 

Dan semoga ada lagi pemain asli Indonesia yang punya naluri gol tajam seperti Ilham.