Sepakan

Bernardo Tavares Adalah Bukti Tren Pelatih Gundul Juga Ada di Indonesia

110
×

Bernardo Tavares Adalah Bukti Tren Pelatih Gundul Juga Ada di Indonesia

Sebarkan artikel ini
Tren Bernardo Tavares Pelatih Gundul
Twitter/AFCCUP

TIMNAS.CO – Sebagai klub tertua di Indonesia, tentu tidak akan tercatat hanya pada catatan kaki sejarah sepakbola Indonesia.

Terakhir kali PSM Makassar merasakan manisnya juara adalah pada saat musim 1999-2000. Kala itu PSM diperkuat oleh oleh pemain level Timnas macam Kurniawan Dwi Yulianto, Bima Sakti, serta Hendro Kartiko. Ditopang oleh legiun asing seperti Carlos de Mello dan Joseph Lewono, menambah kekuatan PSM Makassar dalam mengarungi kompetisi.

Saat itu format liga masih memakai dua wilayah. PSM bertemu PKT Bontang di babak final dan berhasil menjadi juara setelah menang 3-2 atas PKT. Kurniawan mencetak gol dalam laga final tersebut.

4 musim berikutnya, PSM finish sebagai runner up sebanyak 3 kali dan masuk semifinal sebanyak 1 kali.

Selanjutnya kiprah mereka mengalami pasang surut. Pada musim 2018, mereka duduk di peringkat dua dengan selisih satu poin saja dari sang juara musim itu, Persija.

Walau akhirnya PSM bisa membalaskan dendamnya pada Persija di final Piala Indonesia 2018-2019, gelar juara liga tetap yang menjadi tujuan utama.

Liga 1 musim 2021-2022 mungkin menjadi musim yang ingin dilupakan oleh PSM. Mereka nyaris saja degradasi ke Liga 2 dengan menempati peringkat 14.

Memasuki musim 2022-2023, PSM banyak ditinggal pemain andalannya. Hawa pesimis menyebar di tiap sudut. Dan lebih mengejutkan lagi, manajemen PSM menunjuk untuk bertugas sebagai pelatih.

Nama Tavares masih terdengar asing di telinga suporter PSM dan publik sepakbola tanah air. Apalagi usia Tavares masih tergolong muda, 41 tahun. Manajemen juga tidak mau ambil resiko. Mereka memberi Tavares kontrak hanya semusim saja.

Hasilnya? Bernardo Tavares berhasil membawa PSM Makassar sebagai juara paruh musim.

Dari 19 laga yang dimainkan PSM, mereka berhasil mencatatkan hasil 10 kali menang, 7 hasi seri, dan menelan 2 kekalahan. Bahkan mereka mencatatkan 14 laga tanpa kalah sebelum akhirnya terhenti saat berhadapan dengan Madura United.

Tak hanya membawa PSM tampil ciamik dan enak dilihat, Tavares mampu memoles pemain muda PSM menjadi bagian penting dalam tim.

Reza Arya Pratama, penjaga gawang berusia 22 tahun berhasil menunjukkan performa apik dengan catatan 8 clean sheet.

Selain Reza, Tavares juga bertanggung jawab atas performa Ramadhan Sananta. Sejauh ini Sananta sudah berhasil menyarangkan 8 gol dari 14 penampilannya bersama PSM.

Tavares juga mengorbitkan pemain muda binaan Akademi PSM, Dzaky Asraf. Dzaky yang berposisi sebagai pemain sayap, memang belum memberikan gol bagi PSM hingga saat ini.

Namun kontribusi bagi tim dan gaya mainnya yang pekerja keras, membuat dirinya dilirik Shin Tae-yong untuk memperkuat Timnas.

Berkat racikan Tavares, saat ini PSM bertengger di puncak klasemen dengan 50 poin. Tavares juga akhirnya mendapatkan perpanjangan kontrak hingga musim 2025-2026. Tugas selanjutnya Tavares adalah mempertahankan PSM di posisinya saat ini.

Ngomong-ngomong, Tavares ini gundul. Sama seperti Guardiola, Ten Hag, dan Spaletti. Apa memang sekarang jamannya pelatih gundul ya?