Sepakan

Berharap Timnas Indonesia Ulangi “Tragedi Doha” bagi Jepang di Piala Asia 2023

796
×

Berharap Timnas Indonesia Ulangi “Tragedi Doha” bagi Jepang di Piala Asia 2023

Sebarkan artikel ini
Tragedi Doha Jepang
(Foto: Getty Images/Kaz Photography)

Tahun 2023 boleh dibilang tinggal menghitung hari saja. Dan pada awal 2024, penggemar sepak bola sudah akan disuguhi perhelatan akbar sepak bola antar negara Asia, AFC Asian Cup 2023 atau lebih kita kenal dengan .

Gaung Piala Asia 2023 sudah terdengar sejak jauh hari. Meski levelnya hanya “kompetisi antar negara Asia”, tapi pesta sepak bola ini sangat sayang untuk dilewatkan. Apalagi kini sepak bola Asia sudah dianggap setara dengan sepak bola Eropa, Amerika Selatan, serta Afrika yang sudah lebih dulu menancapkan kuku sebagai kekuatan di dunia kulit bundar.

Apalagi, Timnas Indonesia akan kembali berlaga setelah sekian lama absen dalam pesta sepak bola antar negara Asia ini.

Meski tergabung di Grup D bersama dua negara yang pernah menjadi Juara Asia yakni Jepang dan Iraq, serta rival Asia Tenggara Vietnam, ada faktor X yang bisa menjadi penentu jalan Timnas Indonesia di Piala Asia 2023 nanti. 

Faktor X tersebut adalah Doha.

Ibu kota negara tersebut adalah lokasi Stadion Al-Thumama, tempat laga terakhir Timnas Indonesia yang sudah dijadwalkan akan berlangsung pada 24 Januari 2024. Dan lawan yang akan dihadapi Garuda adalah , Timnas Jepang.

Kenapa Doha bisa menjadi Faktor X dalam laga tersebut?

Jawabannya, Timnas Jepang punya kenangan buruk di Doha pada 30 tahun lalu. Peristiwa ini dikenang sebagai ドーハの悲劇 atau Doha no Higeki. Agony of Doha. Penderitaan Doha.

Sepak bola Jepang yang belum lama memulai jalan profesionalnya di awal 1990-an, mulai unjuk gigi sebagai kekuatan di Asia.

Tujuan mereka saat itu adalah lolos ke Piala Dunia 1994 sekaligus menjadi ajang Piala Dunia pertama bagi Negara Monarki tertua di dunia tersebut. 

Langkah Timnas Jepang tergolong mulus dalam Babak Kualifikasi Piala Dunia 1994.

Bermaterikan Kazuyoshi Miura, Masashi Nakayama, Hajime Moriyasu yang kelak menjadi pelatih Timnas Jepang, serta pemain naturalisasi asal Brasil, Ruy Ramos, Timnas Jepang berhasil melaju hingga Babak Final Kualifikasi Piala Dunia 1994.

Bersama Arab Saudi, Irak, Iran, dan dua tetangga di Semenanjung Korea: Korea Utara dan Korea Utara, Timnas Jepang bersaing memperebutkan satu dari dua tiket ke Piala Dunia 1994. Semua laga dimainkan di Doha dengan format round robin.