Tapi yang menjadi masalah sebenarnya adalah FIFA sendiri. FIFA seperti bermuka dua di sini. Dengan mudahnya FIFA, yang juga atas desakan beberapa negara anggota UEFA, melarang Rusia terlibat dalam kegiatan sepakbola.
Jika Rusia bisa kenapa Israel tidak? Ya jawabannya mungkin semua sudah tahu: intervensi dari pihak lain.
Salah satu alasan yang dipakai adalah, konflik Rusia dengan Ukraina dapat memicu Perang Dunia Ketiga. Sementara konflik Israel dengan Palestina hanya bersifat regional saja.
Selain Israel, FIFA juga masih menerima Korea Utara. Padahal negara ini kerap kali membuat ulah dengan meluncurkan rudal. Bahkan FIFA membuka peluang negara dengan ideologi Juche ini menjadi tuan rumah Piala Dunia.
FIFA sendiri selalu ngotot, sepakbola dan politik tidak boleh dicampur adukkan. Namun FIFA lupa, sepakbola dan olahraga selalu berjalan bersisian dengan politik bahkan sudah jadi politik itu sendiri.
Israel sendiri juga telah melakukan banyak tindak kejahatan. Seperti menyerang stadion di wilayah Palestina dengan roket, melarang atlet Palestina untuk bepergian membela negaranya, membatalkan kegiatan olahraga, bahkan menculik dan membunuh beberapa atlet termasuk atlet sepakbola Palestina.
Sungguh suatu alasan yang tepat untuk memboikot Israel dalam kegiatan apapun.
Sekarang solusi mengenai kehadiran Israel ini masih belum menemui titik temu. Ada sebuah solusi agar Israel bermain di Singapura. Singapura sendiri memang punya hubungan diplomatik dengan Israel.
Yang pasti, masalah ini akan tetap ada dan makin berlarut-larut jika dunia memilih aksi diam.