Alasan ini agak berbau amis. Sebab Forlan pernah di Asia bersama klub Jepang Cerezo Osaka dan klub Liga Super India, Mumbai City. Bahkan di tahun 2018, Forlan bermain untuk klub Hongkong, Kitchee.
Sementara Zlatan saat itu masih bermain untuk klub MLS, LA Galaxy. Jika LA, Osaka, Mumbai, atau Hong Kong berada di Eropa maka manajemen Kalteng Putra perlu belajar lagi Geografi atau banyak-banyak baca Buku Pintar Junior karya Iwan Gayo.
Kalteng Putra bahkan mengincar mantan penyerang Manchester United lainnya, Robin van Persie. Tapi kemudian hanya menjadi penghias tajuk berita. Jangankan Forlan, Zlatan, van Persie, Eto'o, atau Franck Ribery, mendatangkan Marko Simic dari Persija saja Kalteng Putra tidak mampu.
Dan sesumbar manajemen yang katanya disokong dana pertambangan itu menjadi bumerang. Belum ada setengah musim berjalan, Kalteng Putra menunggak gaji pemain selama dua bulan.
Tidak hanya itu, Kalteng Putra juga menelantarkan pemain asing mereka, David Bala yang harus naik ke meja operasi karena mengalami cedera ACL yang cukup serius meski pada akhirnya masalah terselesaikan dengan baik.
Masih kurang, Gubernur Kalimantan Tengah yang juga merupakan adik kandung CEO Kalteng Putra pernah kedapatan melempar botol plastik air kemasan dalam laga antara Kalteng Putra melawan Persib Bandung karena tidak menerima keputusan wasit.
Pada akhirnya Kalteng Putra harus kembali lagi terdegradasi ke Liga 2 pada akhir musim 2019 setelah menempati posisi sebagai juru kunci dengan poin 31.
