Piala Dunia

Timnas Indonesia Diprediksi Bakal Kesulitan Main di Lapangan Artifisial Filipina

80
×

Timnas Indonesia Diprediksi Bakal Kesulitan Main di Lapangan Artifisial Filipina

Sebarkan artikel ini
Timnas Indonesia (Foto: PSSI)

TIMNAS.CO – Tamparan keras sudah diberikan timnas Irak untuk pada laga pertama grup F Putaran Kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026. Kekalahan itu membawa Indonesia kembali memijaki ‘tanah' setelah melalui serangkaian hasil positif di bawah arahan Shin Tae-yong.

Bermain di Basra International Stadium, Kamis (16/11) malam WIB, Indonesia kalah 1-5 dari gol Irak yang dilesakkan Bashar Rasan, Jordi Amat (bunuh diri), Osama Rashid, Youssef Amyn, dan Ali Ah-Hamadi yang diperkecil gol Shayne Pattynama.

Indonesia masih akan memainkan laga kedua grup F melawan di Rizal Memorial Stadium, Selasa (21/11) pukul 18.00 WIB. Seperti halnya Indonesia, Filipina juga membidik kemenangan setelah kalah 0-2 melawan Vietnam.

https://twitter.com/TimnasIndonesia/status/1725454524096360783

Filipina dan Indonesia berada di urutan tiga dan empat saat ini dan belum meraih poin. Michael Weiss, pelatih Filipina, memiliki keyakinan kans timnya menang nanti di Rizal Memorial Stadium terbuka.

Weiss menilai Indonesia akan mengalami keletihan setelah pergi dari Irak ke Filipina. Selain itu, ia juga melihat Indonesia mengalami kesulitan bermain di lapangan artifisial di stadion.

“Pertandingan Filipina berikutnya melawan Indonesia mungkin akan lebih sedikit risikonya, karena Indonesia melakukan perjalanan dari Irak, dan itu membuat mereka kelelahan,” papar Weiss dikutip dari Goal.

https://twitter.com/GOAL_ID/status/1725453564330590263

“Selain itu, mereka juga akan merasakan kesulitan bermain di lapangan artifisial, sedangkan kami sudah terbiasa.”

Weiss cukup puas dengan performa Filipina meski kalah dari Vietnam. Beberapa hal juga menjadi sorotannya, seperti inkonsistensi kala melakukan tekanan dan juga timnya terbawa gaya bermain cepat Vietnam.

“Saya sangat puas dengan performa yang diperlihatkan pemain. Kami bisa meninggalkan lapangan dengan kepala tegak. Saya hanya menyesali para pemain tidak bisa menjaga konsistensi dalam melakukan tekanan,” tambah Weiss.

“Kami terjebak ke dalam gaya permainan lawan, kami membuat mereka menguasai pertandingan, sehingga pemain cepat mereka berada dalam posisi berbahaya di area pertahanan kami.”