Piala Dunia

Cerita Perjalanan M. Nabil Asyura Masuk Skuad Timnas Indonesia U-17

338
M. Nabil Asyura (Foto: Laman Resmi Persija Jakarta)

TIMNAS.CO – Bermain di ajang sebesar Piala Dunia sudah menjadi Impian semua pesepak bola muda, meski itu ‘baru sekedar' Piala Dunia U-17. Tidak ada yang instan, kerja keras dibutuhkan untuk mengejar Impian bermain di Piala Dunia dan itu dimulai dari kategori usia muda.

Pun demikian pada perhelatan 2023 yang saat ini dihelat di Indonesia. Tim tuan rumah, U-17 bukan unggulan juara, tetapi bukan berarti mereka tidak berjuang dan memberikan segalanya.

Itu terlihat ketika Indonesia U-17 bermain imbang 1-1 melawan Ekuador U-17 di Stadion Gelora Bung Tomo, Jumat (10/11) malam WIB. Sempat unggul dari gol gol Arkhan Kaka (22′), Ekuador U-17 membalasnya dari gol Allen Obando (28′).

Bima Sakti memiliki pemain muda yang siap bertarung dan memberikan segalanya untuk Indonesia, termasuk salah satu bakat muda itu adalah Muhammad Nabil Asyura.

Pemain turun sebagai pemain pengganti kala melawan Ekuador U-17. Nabil bercerita bagaimana cara mengatasi nervous kala tampil di ajang sekelas Piala Dunia U-17.

“Kalau takut tidak, tapi lebih ke nervous saja. Seperti bagaimana ya kalau kami ketemu tim ini, mampu tidak ya. Tetapi itu semua sudah diatasi. Karena setiap latihan kami dilatih secara mental oleh pelatih jadi sudah siap,” papar Nabil dikutip dari laman resmi Persija.

Perjalanan karier Nabil relatif cepat dari momen ia masuk akademi Persija pada 2022, kemudian mengikuti seleksi masuk skuad Timnas Indonesia U-17 untuk Piala Dunia U-17.

“Awal saya bergabung di Akademi Persija itu mulai November 2022. Alasan saya memilih Akademi Persija karena dari Akademi Persija banyak terlahir pemain-pemain bagus, secara fasilitas lengkap, seperti mess, tempat latihan yang bagus, dan di Persija banyak pemain-pemain junior yang kemudian mengorbit ke tim senior,” terang Nabil.

https://twitter.com/Persija_Jkt/status/1723184868472099132

“Proses seleksinya sudah dimulai dari Juni, jadi itu diberikan surat panggilan untuk TC di Jakarta. Kemudian di sana ada sistem promosi dan degradasi, sempat canggung juga saat itu, bahkan sempat hampir dicoret karena hal itu.”

Exit mobile version