Timnas.co – Penggunaan Stadion Gelora Bung Karno (GBK) untuk kepentingan di luar sepak bola mendapat larangan dari federasi sepak bola dunia, FIFA.
Pelarangan itu menyusul adanya agenda lain di luar sepak bola di GBK.
Seperti diketahui, akan ada dua konser digelar di GBK tahun depan. Masing-masing konser Raisa (24 februari) dan konser k-Pop Korea Selatan, Blackpink (11-12/11).
Larangan penggunaan GBK untuk kegiatan lain di luar sepak bola tertuang dalam surat yang dikirim FIFA kepada PSSI tanggal 30 November 2022.
Surat tersebut sekaligus jawaban atas surat PSSI terkait penggunaan 6 stadion yang akan dipakai untuk Piala Dunia U-20 tahun depan di luar untuk kepentingan sepak bola. Termasuk di dalamnya GBK.
FIFA mengatakan pelaksanaan kegiatan di luar sepakbola bisa menghalangi mereka untuk menerapkan program manajemen lapangan sesuai rencana.
“Mengadakan dua konser dengan beberapa hari penyiapan dan pembongkaran aktivitas di lapangan permainan, tentu ini akan membuat lapangan menjadi ‘stres' yang akan menghalangi kami untuk menerapkan program manajemen lapangan sesuai rencana,” tulis FIFA.
“Dengan ini kami mohon dengan hormat untuk menyampaikan masukan ini kepada Manajemen Stadion GBK,” tulis FIFA diakhir suratnya.
Sekadar informasi, setelah melewati proses tarik ulur, GBK akhirnya bisa dipakai Timnas Indonesia pada perhelatan Piala AFF 2022.
Timnas Indonesia akan memainkan dua laga kandang melawan Kamboja (23/12) dan melawan Thailand (29/11).
Sementara sisanya Indonesia akan bertandang ke Brunei Darussalam (26 /12) dan melawan Filipina pada 2 Januari tahun depan
Berikut isi surat lengkap FIFA kepada PSSI
Kepada Ketua Umum PSSI,
Terima kasih banyak atas pemberitahuan terkait jadwal event yang akan dilaksanakan di Stadion GBK, Jakarta.
Setelah berkonsultasi dengan manajemen lapangan FIFA, kami menginformasikan, bahwa kami tidak dapat menyetujui jadwal yang sudah dijadwalkan.
Mengadakan dua konser dengan beberapa hari penyiapan dan pembongkaran aktivitas di lapangan permainan, tentu ini akan membuat lapangan menjadi ‘stres' yang akan menghalangi kami untuk menerapkan program manajemen lapangan sesuai rencana.