TIMNAS.CO – Belakang ini Vietnam memang terus memberikan komentar terkait dengan terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 2023. Jika sebelumnya media asal Vietnam mengatakan bahwa Indonesia terpilih sebagai tuan rumah karena diganti rugi oleh FIFA, kini giliran pelatih Vietnam Philippe Troussier yang ikut berkomentar.
Troussier mengatakan bahwa pasukannya harus bisa mematahkan rekor Timnas Indonesia di Piala Dunia 2026 mendatang. Dalam qualifikasi Piala Dunia U-17, Vietnam memang disebut memiliki catatan yang cukup buruk karena dianggap tidak tampil maksimal.
Namun, di saat yang sama Indonesia menjadi satu satunya negara yang akan mewakili Asia Tenggara di Piala Dunia U-17. hal ini memicu motivasi Vietnam bahwa The Golden Star Warriors harus bis mematahkan rekor Indonesia.
Piala Dunia 2026 nanti rencananya akan digelar di tiga negara seperti di Kanada, Amerika Serikat, dan Meksiko.
Dalam pertandingan tersebut Piala dunia akan diikuti oleh 48 peserta dimana sebelumnya hanya 32 peserta saja.
Dengan adanya tambahan kuota tersebut Troussier sangat optimis bahwa Vietnam bisa mewujudkan mimpi untuk bermain di Piala Dunia 2026.
Hal ini mengingat selama ini banyak negara yang belum bisa tampil di Piala Dunia karena sedikitnya kuota yang membuat peluang untuk bermain sangat ketat.
Jika Piala Dunia akan memiliki 48 kuota maka negara Asia diperkirakan akan memiliki delapan tiket. Peluang tersebut tentu cukup besar bagi Troussier untuk membawa Vietnam ke ajang kelas dunia tersebut.
“Dengan 48 tim, delapan dari (Asia), dan terutama dari Asia Tenggara, banyak tim bisa bermimpi. (Saya) pribadi mendukung proyek ini,” kata Troussier dikutip dari Aawsat.
Pelatih Vietnam tersebut cukup ambisius dan optimis untuk membawa pasukannya ke Piala Dunia 2026. Jika Vietnam berhasil masuk ke pertandingan tersebut makan rekor Indonesia sebagai satu- satunya negara yang pernah tampil di Piala Dunia akan terpecahkan.
Seperti yang diketahui Indonesia pernah tampil di Piala Dunia pada tahun 1936 di Prancis dengan menggunakan nama Hindia Belanda saat itu.