“Saya tidak ingin ada pro dan kontra terlalu tajam, sehingga menjadi benturan secara psikologis maupun fisik. Saya tidak mau, oleh karena itu saya lakukan KLB agar betul-betul tidak terjadi apa-apa di lapangan atau diseluruh pemilik suara atau voter,” terangnya.
Pertimbangan lain yaitu Iwan Bule tidak ingin mengorbankan persepakbolaan Indonesia hanya karena kisruh yang terjadi saat ini.
Sebab menurut dia sepakbola bukan hanya soal pertandingan, tetapi ada hajat hidup orang banyak, termasuk para pemain di sana.
“Pertama pertimbangan saya untuk KLB adalah, saya tidak ingin mengorbankan marwah sepakbola dan ekosistemnya,” kata Iwan Bule, Senin (31/10).
“Dikompetisi itu ada sumber kehidupan yang sangat banyak, bahkan mungkin ada 120 ribu orang yang menggantungkan hidup, di antaranya pemain, pelatih, official, kit man, UMKM dan sebagainya,” sambungnya.
Iwan pun berharap, pelaksanaan KLB bisa mengetuk hati pemerintah selaku pemangku kepentingan segera memberikan izin kompetisi.
Jamin Program STY tetap jalan
Selain meminta Shin Tae-yong bertahan, Iwan Bule juga menjamin program shin Tae-yong untuk Timnas Indonesia tidak terganggu setelah dirinya meletakkan jabatan.
“Tetap jalanlah karena itu kan program ya, sudah disusun programnya, kalendernya juga sudah ada, jadwal pertandingannya, dan pelatihannya. Jadi saya pikir itu tetap jalan, karena itu sudah program roadmap yang ada ya,” tegas mantan Kapolda Metro Jaya ini.
Sekadar diketahui, agenda terdekat Shin Tae-yong usai KLB adalah memimpin skuad Garuda Nusantara atau Timnas Indonesia U-20 di Piala Dunia U-20 bulan mei tahun depan. Tepatnya 20 Mei sampai dengan 11 Juni 2023 di Indonesia.