Dari tujuh klub tersebut tidak ada nama Persis Solo, dimana Erick Thohir memiliki saham di sana dan tidak ada nama Dewa United, klub yang dimiliki oleh Garibaldi Thohir, kakak dari Erick Thohir.
Jika PSSI memakai J-League sebagai tolak ukur, tentu saja kedua klub tersebut dan klub lainnya yang tidak mendapatkan Lisensi Nasional tidak boleh berlaga di Liga 1.
Semoga masalah lisensi atau sertifikasi klub ini mendapat perhatian yang serius agar sepak bola Indonesia bisa mengejar ketertinggalan 100 tahun dari sepak bola Jepang dan negara lainnya di Asia.
Selain masalah pengelolaan liga, kunjungan Ketua Umum PSSI tersebut juga untuk memperbaiki kualitas dan pengawasan wasit di Indonesia.
Sudah menjadi lagu lama tentang buruknya kualitas wasit di tanah air. Indonesia butuh wasit lokal berkelas macam Jimmy Napitupulu.
Untuk saat ini Indonesia hanya punya 5 wasit dengan lisensi FIFA. Sementara Jepang punya 11 wasit dengan lisensi FIFA dan 4 dari 11 tersebut adalah wasit wanita.
Dibandingkan dengan negara tetangga seperti Thailand, Indonesia juga kalah jauh. Saat ini Thailand punya 11 wasit FIFA dengan 3 diantaranya wanita. Sementara Malaysia punya 6 wasit FIFA. Bahkan Niger, salah satu negara termiskin di dunia punya 6 wasit FIFA.
Oleh karenanya, semoga kunjungan PSSI ke markas besar JFA ini bisa membuahkan hasil demi kemajuan sepak bola Indonesia dan bukan sekedar pencitraan belaka.
