Selain Elkan Baggott, rupanya ada satu orang pemain Ipswich Town lainnya yang memiliki darah Indonesia.
Bukan dari kakek maupun nenek, melainkan dari sang ibunda. Ia adalah Massimo Corey Luongo.
Sosoknya baru saja membantu Ipswich Town meraih kemenangan dramatis atas Blackburn Rovers dengan skor 4-3 pada pekan ke-8 divisi Championship 2023/2024.
Gol penentu kemenangan Ipswich Town dicetak oleh Luongo pada menit ke-79. Pemain berusia 31 tahun tersebut memiliki garis keturunan Indonesia dari sang Ibu yang bernama Ira.
Sang ibunda merupakan wanita kelahiran Sumbawa, putri dari Sultan Bima dan Dompu, AA Sirajuddin.
Sementara ayahnya bernama Mario Luongo berasal dari Italia. Keduanya pertama kali berkenalan di Bondi, Australia hingga akhirnya menjalin asmara, menikah dan dikaruniai tiga orang anak termasuk Massimo Corey Luongo.
Menurut data dari Transfermarkt, Luongo merupakan pemain kelahiran Sydney pada 25 September 1992. Artinya, tepat hari ini ia berulang tahun ke-31.
Luongo memulai karirnya di akademi APIA Leichhardt pada tahun 2010/2011. Setahun berselang, ia hijrah menuju akademi Tottenham Hotspur.
Sayangnya, pemain yang berposisi sebagai gelandang tengah ini tidak pernah mendapatkan kesempatan berkostum The Lilywithes karena kerap dipinjamkan ke berbagai klub.
Hingga akhirnya, pada musim 2013/2014, ia meninggalkan Tottenham Hotspur dan hijrah menuju Swindon Town.
Selanjutnya, ia berturut-turut membela Queen Park Rangers, Sheffield Wednesday, Middlesbrough, hingga berlabuh di Ipswich Town awal tahun ini.
Dengan pengalaman yang sudah malang melintang di Liga Inggris, apakah Luongo berminat untuk membela timnas Indonesia seperti Elkan Baggott?
Sayangnya, hal itu tidak akan terjadi. Pasalnya, Massimo Luongo sudah memutuskan untuk membela timnas Australia, tempat kelahirannya.
Ia telah mencatatkan sebanyak 43 penampilan untuk The Socceroos sejak 2014 lalu. Jumlah yang cukup banyak bagi seorang pemain.
Luongo bahkan termasuk dalam skuad timnas Australia pada ajang Piala Dunia 2018 lalu di Rusia. Namun, ia sama sekali tidak dimainkan oleh pelatih Australia kala itu, Bert van Marwijk.
