TIMNAS.CO – Jika ditanya prestasi apa yang sudah diberikan Elkan Baggott untuk Timnas Indonesia, maka jelas jawabannya belum ada.
Pencapaian tertinggi pemain yang lahir di Bangkok ini untuk Timnas Indonesia adalah runner up Piala AFF 2020. Dan bukan salah dia sepenuhnya karena jika Timnas Indonesia kering prestasi.
Tapi kehadiran Elkan Baggott yang berposisi sebagai bek di lini terakhir Timnas Indonesia mampu menghadirkan semacam ketenangan yang selama ini hilang serta satu poin yang teramat penting dalam sepak bola: totalitas.
Debut pertama Elkan bersama Timnas Indonesia harus dibayar dengan cedera kepala akibat berbenturan dalam laga persahabatan Timnas Indonesia melawan Afghanistan tanggal 16 November 2021.
Tidak hanya cedera, Elkan juga mendapat “hukuman” dari Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) berupa larangan bermain sepak bola sebanyak 14 hari. Sebenarnya bukan hukuman, tapi memang menjadi protokol khusus bagi pemain yang bepergian meninggalkan Inggris.
Desember kemudian, Elkan mendapat panggilan tugas membela Timnas Indonesia di ajang AFF 2020. Laga melawan Laos tanggal 12 Desember menjadi debut pertamanya di ajang kompetitif.
Elkan tidak butuh waktu lama untuk bisa mencetak gol pertamanya bagi Timnas Indonesia. Menghadapi Malaysia tanggal 19 Desember 2021, tandukan Elkan menutup kemenangan 4-1 Timnas Indonesia atas Malaysia.
Elkan juga berperan dalam lolosnya Timnas Indonesia ke Piala Asia 2023 di Qatar. Elkan turun dalam 3 laga menghadapi Kuwait, Yordania, dan Nepal.
Elkan adalah masa depan dan harapan bagi saat ini bagi Timnas Indonesia.
Sayangnya, karir Elkan di Inggris malah mandek. Elkan jarang mendapatkan menit bermain bersama klubnya, Ipswich Town dan dipinjamkan ke Gillingham dan Cheltenham.
Sayangnya, cedera turut menghambat perkembangan Elkan. Dan Elkan terancam tidak akan masuk skuat Ipswich Town yang akan bermain di Championship musim depan.
Elkan harus diselamatkan jika Timnas Indonesia ingin memakai jasanya pada Piala Asia tahun depan.
Masalahnya, regulasi yang rumit turut menjadi faktor. Kompetisi sepak bola Inggris punya aturan yang cukup rumit tentang batasan pemain. Hanya pemain dari negara dengan peringkat 70 besar FIFA yang bisa mentas di kasta teratas Liga Premier Inggris.
