Liga Indonesia

Stok Pemain Lokal Terbatas, Klub Liga 1 Masih Saja Merekrut Pemain Asing Asal-Asalan

112
Stok pemain lokal terbatas
Ilustrasi pemain asing

Hanya bermodalkan potongan video dan kecap nomor satu dari sang agen, keluarlah uang milyaran untuk merekrut yang kualitasnya biasa saja.

Sudah begitu, usianya juga sudah uzur alih-alih memberi kesempatan potensial. Dan jika jelek, pemain asing tersebut dibuang. Gantinya? Ya kembali lagi rekrut pemain asing level medioker. Lingkaran setan.

Tengok saja tren sekarang ini. Tren pemain Jepang menjamur. Semua klub berlomba-lomba menjadi wibu dengan merekrut pemain Jepang. Tidak semuanya jelek, namun tidak semuanya bagus.

Coba saja tanyakan pada suporter PSIS Semarang yang pada musim lalu dipaksa melihat Ryo Fujii. 

Bahkan klub-klub top Eropa yang scouting-nya tersebar di seluruh penjuru dunia, butuh waktu hingga satu tahun dalam memantau pemain. Bahkan itu pun masih belum menjadi jaminan. 

Beruntung di saat ini ada pelatih sekelas Thomas Doll, Bernardo Tavares, serta Aji Santoso. 

Thomas Doll sudah kenyang pengalaman di Eropa. Meski dikenal dengan kepala batu, Thomas Doll tidak segan menurunkan pemain muda potensial untuk masuk skuat utama Persija Jakarta.

Maka tidak heran, Timnas saat ini sesak dengan pemain Persija. Keadaan ini berbanding terbalik dengan musim-musim sebelumnya dimana Persija gemar merekrut pemain Timnas kini menjadi penyuplai pemain Timnas hasil binaan sendiri. 

Maka tidak heran jika Thomas Doll berselisih paham dengan Shin Tae-yong soal pemanggilan pemain. Keduanya tidak bisa disalahkan.

Thomas Doll butuh pemainnya. Sementara Shin Tae-yong kekurangan stok pemain muda yang punya jam terbang cukup.

Sementara Bernardo Tavares yang memang merupakan mantan scout, juga berhasil memoles dan mengkombinasikan pemain muda dengan pemain senior serta pemain asing yang benar-benar mumpuni meski datang dari klub kasta kedua. Hasilnya gelar juara Liga 1 2022-2023 berhasil diamankan. 

Aji Santoso juga berhasil memanfaatkan stok pemain muda yang melimpah di Persebaya Surabaya. Meski performa Persebaya Surabaya masih naik turun, namun keberanian Aji Santoso patut diacungi jempol.

Exit mobile version