Yang kedua adalah Yuran Fernandes. Bek asal Curacao ini menjadi tembok kokoh di jantung pertahanan PSM. Kerja kiper Reza Arya pun menjadi lebih mudah dengan adanya Yuran Fernandes.
Tak hanya piawai menjaga lini belakang, Yuran Fernandes juga cukup produktif dalam mencetak gol. Sudah 5 gol berhasil disarangkannya dalam 28 laga.
Jika Pluim atau Yuran Fernandes yang akhirnya terpilih menjadi pemain terbaik musim ini, berarti sejak 2016-2017, belum ada pemain lokal yang menjadi pemain terbaik.
Terakhir kali pemain lokal mendapat penghargaan pemain terbaik adalah pada saat musim 2014 dimana Ferdinand Sinaga yang juara bersama Persib Bandung keluar sebagai pemenangnya.
Dan khusus bagi Yuran Fernandes jika memang nanti masuk nominasi dan keluar sebagai pemain terbaik, berarti Yuran Fernandes menjadi pemain terbaik yang berposisi sebagai bek setelah Maman Abdurrahman.
Sejak Liga Indonesia secara profesional dimulai pada 1994-1995, yang mendominasi daftar pemain terbaik dari masa ke masa adalah penyerang atau gelandang.
Maman Abdurrahman berhasil menyabet gelar pemain terbaik pada musim 2006 bersama PSIS Semarang. Maman Abdurrahman bersama pemain Kamerun, Fofe Camara berhasil menjadi duet tangguh di lini belakang PSIS.
Mahesa Jenar bahkan melaju hingga babak final. Sayang di final mereka dikalahkan oleh Persik Kediri lewat gol tunggal Cristian Gonzales di babak perpanjangan waktu.
Saat itu banyak yang berspekulasi, jika saja pada partai final Cristian Gonzales tidak terkena kartu merah, maka sebenarnya yang akan keluar menjadi pemain terbaik adalah dia. Bukan Maman Abdurrahman.
Maman Abdurrahman gagal mengulangi jejak pendahulunya, Ali Sunan yang membawa PSIS juara pada musim 1998-1999 sekaligus menjadi pemain terbaik. Maman Abdurrahman sendiri baru merasakan manisnya gelar juara saat musim 2017-2018 bersama Persija Jakarta.
Sebelum Maman, sebenarnya ada lagi pemain belakang yang menjadi pemain terbaik. Dia adalah Christian Warobay, bek kanan yang menjadi bagian dari skuat juara Persipura Jayapura di musim 2005.
