Kesalahan PSIS pada awal musim adalah melepas bek sekaligus kapten mereka, Wallace Costa tanpa mencari pemain pengganti yang sepadan. Memang, lini serang PSIS pada musim 2021-2022 memang bermasalah.
Penyerang mereka, Bruno Silva hanya mampu mencetak 4 gol. Sebagai gantinya, PSIS merekrut penyerang asal Jamaika, Chevy Walsh pada putaran kedua musim 2021-2023.
Namun ternyata penampilan penyerang asal Jamaika ini lebih parah. Hanya satu gol berhasil dia lesakkan dari 10 laga.
Kini memasuki Liga 1 2023-2024, PSIS memang sudah sedikit berbenah. Lini belakang yang keropos sudah diperbaiki dengan mendatangkan Bayu Fiqri dan Haykal Alhafiz.
Namun tetap tidak ada niat untuk mencari penyeimbang di lini tengah. Saat ini PSIS Semarang nyaris hanya mengandalkan Alfeandra Dewangga sebagai penyeimbang di lini tengah.
Dan bukannya menambal lini tengah, PSIS malah mendatangkan satu penyerang lagi yakni Gali Freitas. Pemain asal Timor Leste tersebut bisa dipasang sebagai sayap kanan atau kiri dan penyerang lubang.
Jika dilihat dari riwayat cedera yang dimiliki Carlos Fortes serta Vitinho, perekrutan Gali Freitas bisa dianggap tepat. Namun tetap saja, PSIS butuh penyeimbang.
Pada musim lalu ada Ryo Fujii yang gagal total menjaga kedalaman lini tengah. Meski pada awal-awal kedatangan Gilbert Agius melatih PSIS, ada secercah harapan jika gelandang asal Jepang ini bisa menunjukkan kualitasnya. Sayangnya, kemudian penampilannya kembali seperti biasa. Buruk.
Kabarnya PSIS tengah mengincar gelandang asal Mali, Boubakary Diarra. Gelandang yang bermain di klub Malta, Mosta FC ini dikabarkan akan segera bergabung. PSIS sendiri memang masih menyisakan dua slot pemain asing.
Jika jadi bergabung, ada baiknya PSIS juga mengincar bek tengah asing untuk memperkuat lini belakang.
