Lini depan Bali United menjadi sorotan. Dalam laga perdana Liga 1 2023-2024 menghadapi PSS Sleman pada tanggal 1 Juli 2023 kemarin, Bali United gagal mencatatkan satu shots on target ke gawang PSS Sleman.
Sebuah statistik yang sangat menyedihkan karena Serdadu Tridatu tercatat melakukan 93 kali serangan berbahaya meski kalah dalam penguasaan bola.
Ketergantungan Bali United terhadap Ilija Spasojevic dinilai sebagai biang keladi utama. Spasogol sudah dianggap habis.
Sebenarnya performa Spaso bersama Bali United pada musim 2022-2023 lalu tidak bisa dibilang buruk. Mantan penyerang Timnas Indonesia ini berhasil sarangkan 17 gol. Jumlah yang sama dengan Privat Mbarga.
Dan jumlah gol Bali United juga sebenarnya meningkat dari musim ke musim. Pada musim 2022-2023, Bali United berhasil catatkan total 67 gol meski harus kebobolan 53 gol.
Musim 2021-2022, Bali United catatkan 57 gol. Dan pada musim 2018-2019, Bali United hanya catatkan 48 gol.
Musim 2016-2017 merupakan musim paling subur bagi Bali United. 76 gol berhasil disarangkan.
Memang, gaya main yang diterapkan oleh Stefano Cugurra adalah gaya main yang pragmatis. Namun bukan berarti minim gol.
Chelsea yang dibawah racikan Jose Mourinho juga bermain pragmatis. Namun di bawah racikan pelatih asal Portugal tersebut, Chelsea berhasil menjadi 3 kali juara EPL dengan catatan gol lebih dari 70.
Pemain depan yang tajam jadi kuncinya. Dan saat itu Chelsea punya Didier Drogba dan bantuan dari lini kedua lewat Frank Lampard.
Tentunya dengan lini depan yang bermasalah, Bali United diprediksi akan kesulitan untuk bersaing di Liga 1 musim ini. Perlu ada tenaga yang segar di lini depan.
Dan Bali United coba pertaruhkan itu pada rekrutan baru asal Brasil, Jefferson Assis.
Penyerang berusia 28 tahun tersebut direkrut dari klub Malta, Gzira United.
Lantas, apakah kedatangan penyerang yang pada musim lalu juga diincar oleh Persebaya Surabaya ini bisa menjadi jawaban masalah pada lini serang Bali United? Apalagi banyak yang ragu akan kemampuannya.
