Liga Indonesia

Pelatih Asing Semakin Mendominasi. Kemana Pelatih Lokal?

131
×

Pelatih Asing Semakin Mendominasi. Kemana Pelatih Lokal?

Sebarkan artikel ini
Pelatih asing liga 1

Mungkin rekam jejak Marcelo Rospide terlihat meragukan namun belum tentu buruk. Walau sudah ada buktinya yaitu Rodrigo Santana yang menangani RANS Nusantara.

Rekam jejak pelatih yang juga dari Brasil ini tidak jelas. Mungkin RANS Nusantara tertipu brosur.

Tapi memang faktanya, sejak dimulai pada 2016, hanya yang mampu membawa klub juara: Simon McMenemy (Bhayangkara FC), (Persija Jakarta dan Bali United), dan Bernardo Tavares (PSM Makassar).

Dari tiga nama tadi, yang benar-benar punya rekam jejak mentereng hanya Bernardo Silva. Sementara selain Bernardo Silva, bisa dibilang hanya Thomas Doll (Persija Jakarta) dan Luis Milla (Persib Bandung) yang boleh dibilang masuk kategori pelatih asing level elit.

Dan kapan terakhir kali pelatih lokal berhasil membawa klub juara? Jawabannya adalah pada musim 2014. Sudah lama.

Adalah Djadjang Nurdjaman sebagai pelatih lokal terakhir yang berhasil menjuarai liga. Saat itu Djadjang Nurdjaman juara bersama Persib Bandung.

Pelatih lokal sebenarnya tidak jelek. Rahmad Darmawan masuk jajaran pelatih papan atas. Aji Santoso pelatih yang mampu memoles bakat-bakat muda.

Agus Sugeng Riyanto mampu menghadirkan permainan yang atraktif dan jeli memanfaatkan situasi set piece.

Masalahnya, pelatih lokal jarang mendapat kesempatan. Sekali lagi, ada andil dari agen yang mempromosikan pelatih asing dengan informasi yang tidak tepat. Dan herannya, masih ditelan mentah-mentah oleh klub.

Ketidaksabaran klub Liga 1 juga menjadi pemicu pelatih lokal tidak berkembang. Apalagi banyak klub yang merekrut pemain tanpa didasari kebutuhan dan permintaan pelatih. Kondisi seperti ini juga sebenarnya dialami oleh pelatih asing.

Pelatih lokal juga disarankan untuk makin mengasah diri. Jangan menyerah dengan keadaan lantas mengoceh tidak jelas kesana kemari.

Jadi, jangan selalu menyalahkan pelatih asing jika pelatih lokal banyak yang menganggur.

Dan ingat, sepakbola juga tidak sebatas “local pride”.