Jakarta sebagai ibu kota negara, terkenal banyak jajanannya. Macam-macam jajanan ada di Jakarta. Yang menjamur beberapa tahun belakangan ini adalah tahu bulat.
Makanan tahu ini mendobrak kebiasaan dimana tahu biasanya kotak. Tahu bulat juga ramah harganya di kantong. Hanya 500-an, digoreng dadakan.
Dan tim ibukota, Persija Jakarta membawa hegemoni tahu bulat dalam kunjungan tandangnya ke markas Persik Kediri, Stadion Brawijaya.
Persik Kediri, yang mewakili kota Kediri tempat dimana banyak sekali industri tahu sehingga disebut dengan julukan Kota Tahu, mewakili hegemoni tahu takwa.
Persija yang sedang bertekad menyingkirkan Persib Bandung di peringkat kedua sembari berharap bisa mengejar PSM Makassar di puncak.
Datang dengan membawa beberapa pemain muda andalan yang sudah kembali dari tugas membela Timnas di Piala Asia U-20.
Pemain seperti Muhammad Ferarri dan Dony Tri Pamungkas ada dalam starting line up.
Sementara Persik Kediri, menyambut sang tamu dengan keyakinan yang tinggi. Setelah mengalahkan Persib dengan tahu jeletotnya, kini mereka mengincar kemenangan atas Persija dengan tahu bulatnya.
Persik langsung menekan pertahanan Persija di menit ke-3. Tendangan dari sang kapten Arthur Irawan dapat digagalkan oleh kapten Persija, Andritany.
Menit ke-10, Persik mendapatkan sepak pojok. Bayu Otto mengirimkan bola ke dalam kotak penalti Persija yang langsung disambar tandukan Al Hamra Hehanusa.
Ini bagaikan permintaan maaf dari Al Hamra setelah kemarin menjebol gawang Persib Bandung yang dibela kakaknya, Rezaldi Hehanusa.
Tertinggal 1-0, Persija makin gencar melakukan serangan sporadis ke area pertahanan Persik.
Persis seperti tukang tahu bulat yang menginvasi jalan-jalan di kawasan pemukiman Jakarta.
Sayang tidak seperti tukang tahu bulat yang laris manis, serangan Persija masih belum mampu menembus gawang Persik yang dikawal Kartika Ajie.
Hingga babak pertama berakhir, Persija tertinggal 1-0 dari Persik.
Babak kedua, Thomas Doll melakukan pergantian pemain untuk Persija. Rahmat Nicko dan Sandi Arta Samosir masuk menggantikan Birrul Walidain dan Dandi Maulana.
